EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) 2023 tetap terjaga. Gubernur BI Perry Warjiyo memproyeksikan NPI 2023 dengan transaksi berjalan dalam kisaran surplus 0,4 persen sampai dengan defisit 0,4 persen dari PDB.
Sementera itu, pada 2024 juga diperkirakan tetus membaik. "NPI 2P24 diprakirakan membaik didukung oleh aliran masuk modal asing sejalan dengan prospek perekonomian domestik yang tetap kuat," kata Perry dalam konferensi pers RDG Bulanan BI November 2023, Kamis (23/11/2023).
BI mencatat kinerja NPI saat ini tetap sehat sehingga mendukung terjaganya stabilitas eksternal. Defisit NPI pada kuartal III 2023 tercatat rendah yaitu 1,5 miliar dolar AS yang jauh lebih rendah dari defisit triwulan sebelumnya sebesar 7,4 miliar dolar AS.
"Penurunan defisit didukung oleh lebih besarnya surplus neraca perdagangan dan lebih rendahnya defisit neraca modal dan finansial, di tengah ketidakpastian perekonomian global," jelas Perry.
Memasuki kuartal IV 2023, Perry menyebut, kinerja positif neraca perdagangan berlanjut dengan surplus mencapai 3,5 miliar dolar AS pada Oktober 2023. Aliran modal asing juga kembali masuk ke pasar keuangan domestik tecermin pada investasi portofolio hingga 21 November 2023 yang mencatat net inflows sebesar 2,6 miliar dolar AS secara qtd.
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2023 juga tetap terjaga yaitu sebesar 133,1 miliar dolar AS. "Ini setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ungkap Perry.