EKBIS.CO, JAKARTA -- Kinerja ekspor dan impor Indonesia pada April 2016 mengalami penurunan. Nilai ekspor turun 3,07 persen menjadi 11,45 miliar dolar AS terhadap posisi Maret 2016 yang sebesar 11,79 miliar dolar AS. Sedangkan nilai impor tercatat sebesar 10,78 miliar dolar AS atau turun 4,62 persen dibandingkan Maret 2016.
Deputi Bidang Distribusi Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, penurunan kinerja ekspor disebabkan anjloknya nilai ekspor di sektor minyak dan gas (migas). Ekspor migas terkontraksi 28,44 persen menjadi 890 juta dolar AS dari posisi Maret 1,24 miliar dolar AS. "Penurunan ekspor paling besar disebabkan oleh sektor migas," kata Sasmito dalam paparannya di kantor BPS, Jakarta, Senin (16/5).
Kinerja ekspor nonmigas juga mengalami penurunan. Hanya saja penurunannya sangat tipis yakni turun 0,10 persen menjadi 10,56 miliar dolar AS. Sasmito mengatakan, penurunan ekspor nonmigas lebih disebabkan menurunnya nilai dan volume ekspor batu bara.
"Karena ekspor batu bara terus turun, sebaiknya batu bara dimanfaatkan saja di dalam negeri, bukan dieskpor," ujar dia.
Secara kumulatif, nilai ekspor Januari-April 2016 mencapai 45,05 miliar dolar AS atau menurun 13,63 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Meski demikian, penurunan kinerja ekspor diikuti dengan penurunan kinerja impor. Nilai impor bahkan turun lebih dalam yakni sebesar 4,62 persen menjadi 10,78 miliar dolar AS terhadap posisi Maret 2016. Sehingga, neraca perdagangan Indonesia pada bulan lalu mencatatkan surplus 667,2 juta dolar AS.
Tak berbeda dengan kinerja ekspor, penurunan kinerja impor paling besar juga terjadi pada sektor migas. Impor migas turun 12,32 persen menjadi 1,36 miliar dolar AS terhadap Maret 2016. Sedangkan impor nonmigas hanya turun 3,39 persen menjadi 9,42 miliar dolar AS dibandingkan Maret.
Sasmito mengatakan, meski kinerja ekspor-impor menurun, namun data perdagangan patut disyukuri karena tren surplus neraca perdagangan terus berlanjut. Dia mengungkapkan, nilai surplus neraca perdagangan pada April 2016 yang sebesar 667,2 juta dolar AS jauh lebih tinggi dibandingkan surplus pada April 2015 yang sebesar 478 juta dolar AS. "Sedangkan April 2014 malah defisit 1,9 miliar dolar AS," ujarnya.
Surplus April 2016 dipicu oleh surplus sektor nonmigas sebesar 1,14 miliar dolar AS. Sedangkan sektor migas defisit 474,3 juta dolar AS. Secara akumulatif dari Januari-April 2016, neraca perdagangan mencetak surplus 2,32 miliar dolar AS. Nilai surplus ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar 2,79 miliar dolar AS.