EKBIS.CO, JAKARTA -- Difasilitasi Perusahaan Pembiayaan Perdagangan Islam Internasional (ITFC), Indonesia dan Arab Saudi menyampaikan keinginan keduanya untuk memperkuat hubungan dagang kedua negara. Selain perdagangan, forum para pelaku bisnis ini juga menyinggung pembiayaan Islam untuk perdagangan.
Di dalam pidatonya, Ketua Harian ITFC, Eng. Hani Salem Sonbol menyampaikan, pertemuan ini merupakan sebuah tonggak dibangunnya kerja sama bisnis baru antara para pengusaha dari dua negara anggota Bank Pembangunan Islam (IDB), Indonesia dan Arab Saudi. Di antara sasaran strategis dari IDB Group adalah memperkuat kerja sama dan integrasi di antara negara-negara anggota, memastikan kesinambungan hubungan antar negara anggota, dan memfasilitasi pertukaran perdagangan di antara negara-negara anggota.
ITFC akan terus menggelar program-program yang menghubungkan para pengusaha (B2B) negara-negara anggota untuk membuka jalan kerja sama bisnis yang menguntungkan. ''Forum semacam ini yang tidak hanya akan meningkatkan pertukaran perdagangan di antara negara-negara anggota, tetapi juga menciptakan kerja sama bisnis baru dalam perdagangan dengan negara-negara lain di dunia,'' kata Sonbol dalam siaran resminya, Selasa (17/5).
Dirjen Perkembangan Bisnis Otoritas Pengembangan Ekspor Arab Saudi (SAUDI EXPORTS) Bassam Bin Hamed Al Aujan mengaku sangat menantikan kerja sama dengan ITFC. Sebab, begitu besar potensi di dalam pembiayaan perdagangan Islami anatara Saudi Arabia dan Indonesia. Masih begitu banyak hal yang bisa digali dan memacu Saudi untuk menciptakan kerja sama awal ini sebagai langkah maju bagi produk-produk Saudi agar semakin mendapatkan tempat di pasar Indonesia.
Dalam pressbriefing usai acara, Direktur Pinjaman dan Hibah Direktorat Pembiayaan dan Manajemen Risiko Kementerian Keuangan, Ayu Sukorini mengatakan, pertemuan B2B Indonesia dan Arab Saudi inin digelar karena kedua negara mempunyai rekam jejak ekonomi yang mirip tapi berbeda rentang waktu.
Arab Saudi sudah berkomitmen mentransformasi ekonominya dari bersandar pada minyak ke sumber pendapatan lain. ''Menteri Keuangan menyambut baik hal itu dan menjelaskan bagaimana Indonesia juga melakukan hal yang serupa lebih dulu,'' kata Ayu.