Ia menjelaskan, sebelum dioperasikan, Organda bersama DLLAJ dan PGN telah melakukan uji coba penggunaan angkot BBG sejak 14 Agustus 2014 lalu. Uji coba dilakukan kepada lima angkot yang melintasi wilayah sekitar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) milik PGN yang terletak di Jl Merdeka, Kecamatan Bogor Tengah.
Angkot tersebut terdiri atas Trayek 01 (Cipinang Gading-Merdeka), trayek 10 (Bantar Kemang-Merdeka), trayek 12 (Cimanggu-Pasar Anyar) dan trayek 15 (Sidangbarang jero-Merdeka).
Berdasarkan tahap uji coba tersebut, lanjut Yadi, terbukti penggunaan BBG untuk angkutan kota bisa dilakukan dan lebih murah dan hemat dari segi harga dibanding bahan bakar minyak (BBM). Angkot yang sudah dipasang tabung 'converter kit' BBG memiliki kapasitas enam LSP (liter skala premium) dimana harga per liternya Rp 3.100. Untuk kapasitas enam LSP angkot bisa melakukan dua kali pulang pergi atau sebanyak 2,5 rit.
"Cukup hemat menggunakan BBG, dengan enam SLP bisa narik angkot sebanyak 2,5 rit atau setengah hari.
Sehari angkot bisa mengisi empat kali pengisian di SPBG, karena kapasitas tabung cukup kecil," katanya.
Yadi mengatakan, setelah 52 angkot BBG dioperasikan, rencananya 1.001 angkot yang sudah terpasang "converter kit" di tahun 2009 akan diaktifkan kembali secara bertahap. Pemasangan ini akan diiringi dengan pembangunan SPBG di sejumlah titik yang telah diusulkan seperti Sukasari, dan Bubulak.