EKBIS.CO, JAKARTA -- PT PLN (Persero) menandatangani sejumlah proyek pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT) di Sumatera dengan total daya sebesar 88,3 megawatt.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PT PLN I Made Suprateka di Jakarta, Senin, mengatakan penandatanganan tersebut terdiri atas perjanjian jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) sebesar 73,6 MW dan nota kesepahaman (MOU) pengembangan pembangkit EBT sebesar 14,7 MW.
PLN, lanjutnya, juga menandatangani kontrak pembelian kelebihan daya (excess power) dari sejumlah perusahaan dengan total daya 42 MW di Sumatera.
"Pada Senin ini, kami menandatangani sejumlah proyek untuk meningkatkan pemanfaatan EBT sekaligus mempercepat program melistriki desa yang belum berlistrik di wilayah Sumatera," ujarnya.
Menurut dia, proyek-proyek tersebut berlokasi di Provinsi Sumatera Utara berupa pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) dengan pengembang PT Bakara Energi Lestari 10 MW di Desa Siunong-Unong Humbang Hasundutan.
Selain itu, pembangkit biogas satu MW dengan PT Siringo-ringo di Desa Sidomulyo, Labuhan Batu.
Selanjutnya, Provinsi Riau adalah pembangkit biomass 15 MW dengan PT Riau Prima Energi di Pangkalan Kerinci, biogas satu MW di Pasir oleh PT Permata Hijau Sawit, dan PLTMG (excess power) 25 MW di Pelalawan dengan PT Langgam Power.
Di Sumatera Barat, PLTMH 13,4 MW akan dibangun di Desa Pelangai Gadang, Pesisir Selatan oleh PT Dempo Sumber Energi.
Di Sumatera Selatan dan Bengkulu ada PLTMH dengan total 21,2 MW di Kota Agung Lahat, Banding Agung-OKU Selatan, Muara Kisam-OKU Selatan, Padang Guci Hulu-Seluma, Kepahiang, Rejang Lebong dan Bengkulu Utara dengan pengembang PT Green Lahat, PT Nusantara Indah Energindo, PT Midigio, PT Sahung Brantas Energy, PT Malaka Guna Energi, PT Tropisindo Sumber Energi, dan PT Klaai Dendan Lestari.
Di Bangka Belitung adalah pembangkit biomass dan biogas dengan total 14 MW tersebar di Desa Cengkong Abang dua MW oleh PT Bangka Biogas Sinergy, Desa Mempaya Bangka tujuh MW dikembangkan PT Belitung Energy dan Desa Tempilang Belitung lima MW dikembangkan PT Listrindo Kencana.
Lalu, Lampung berupa PLTMH tujuh MW yang dikembangkan PT Uway Energy Perdana di Desa Kemu, Kab Way Kanan.
Selain itu, pembangkit biomass juga akan dibangun tiga MW di Desa Gunung Batin Lampung Tengah oleh PT Gunung Madu Plantations.
Masih di Lampung ada "excess power" 17 MW dari PLTU Pelabuhan Tarahan 10 MW dan PLTU
PT Budi Starch & Sweetener Tbk tujuh MW.Di Pulau Simuleu, Aceh akan dikembangkan pembangkit CPO lima MW.
Sementara itu, Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Amir Rosidin menambahkan, saat ini, beban di Sumatera sebesar 5.250 MW.
Sampai dengan Mei 2016, PLTMH dengan kapasitas di bawah 10 MW yang sudah beroperasi di Sumatera sebesar 115 MW di 31 lokasi dan 130 MW lainnya di 18 lokasi memasuki fase konstruksi.
Menurut dia, komposisi bauran energi pada sistem kelistrikan Sumatera adalah gas 35,7 persen, batubara 32,6 persen, PLTA 16 persen, panas bumi 2,7 persen, dan BBM 13 persen.
"Penandatangan PPA dan 'excess power' ini akan mendukung pencapaian target rasio elektrifikasi 98 persen pada 2019 dan target porsi EBT 25 persen pada 2025," kata Amir.