EKBIS.CO, JAKARTA -- Wisata Meeting Incentive Conference dan Exhibition (MICE) Indonesia disebut semakin prospektif. Peningkatannya yang terus menanjak pun dinilai semakin membuka lebar peluang pasar bagi pelaku di dalamnya, khususnya event organizer atau PCO (Professional Conference Organizer).
"Peningkatan kegiatan MICE dalam negeri ini telah menciptakan peluang pasar yang besar bagi para PCO di Tanah Air. Pangsa pasar di dalam negeri yang tumbuh besar menjadi kekuatan untuk memenangkan bisnis MICE global utamanya di kawasan Asia Pasifik," kata Asisten Deputi Pengembangan Segmen Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Tazbir di Jakarta, Rabu (1/6).
Ia mengatakan, meningkatnya kegiatan MICE di dalam negeri antara lain karena banyak daerah yang kini memiliki fasilitas konvensi dan pertemuan yang representatif. "Fasilitas MICE di daerah gencar dipromosikan. Daerah juga gencar menawarkan diri sebagai daerah yang siap dikunjungi wisatawan MICE," kata Tazbir.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara (Deputi BP3N) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Esthy Reko Astuti mengatakan, pemerintah telah menempatkan MICE sebagai produk unggulan pariwisata nasional. Sebab, kontribusinya terhadap kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) maupun peningkatan perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) cukup besar.
"MICE masuk dalam lima teratas atau top five contributors dalam mendatangkan wisman, selain wisata belanja dan kuliner; wisata heritage dan religi; wisata bahari; dan wisata olahraga," katanya.
Esthy Reko Astuty menjelaskan lebih jauh, selain pertumbuhannya meningkat daya saing MICE Indonesia di tingkat global harus juga meningkat dari kondisi saat ini. Menurut data ICCA berada di posisi 42 dunia dan berada di ranking 12 untuk kawasan Asia Pasifik meningkat di ranking 8 Asia Pasifik dengan jumlah kegiatan event yang juga meningkat dari sebanyak 76 event menjadi 150 event pada 2019.
"Dengan demikian kontribusi MICE terhadap peningkatan kunjungan wisman dan pergerakan wisnus serta perolehan devisa juga akan meningkat signifikan diproyeksikan mencapai 2,5 miliar dolar AS," kata Esthy.