Senin 06 Jun 2016 17:07 WIB

Penarikan Uang Ramadhan dan Lebaran 2016 Bisa Capai Rp 160 Triliun

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Penukaran uang baru
Foto: Antara
Penukaran uang baru

EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kebutuhan uang (outflow) periode Ramadhan dan Idul Fitri 1437H/2016 sebesar Rp 160,4 triliun, dengan sebaran tertinggi di Pulau Jawa sebesar 33 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Suhaidi menjelaskan, pada periode Ramadhan dan Idul Fitri, kebutuhan uang di masyarakat baik tunai maupun no tunai mengalami peningkatan yang dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan transaksi di masyarakat.

"Diperkirakan penarikan uang dari BI pada periode Ramadhan dan Lebaran mencapai Rp 160 triliun," kata Suhaidi di Gedung Bank Indonesia, Jakarta,  Senin (6/6).

Suhaidi menjelaskan, outflow tertinggi diperkirakan terjadi di Pulau Jawa (33 persen), diikuti Jabodetabek (28 persen), Sumatera (20 persen), Sulawesi, Maluku, Papua dan Bali Nusa Tenggara (11 persen) dan Kalimantan (7 persen).

Berdasarkan sebaran kebutuhan uang, dari Rp 160,4 triliun rinciannya antara lain Jabodetabek Rp 41,5 trilliun, Jabar Banten Rp 14,6 triliun, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Rp 21,2 triliun, Jawa Timur Rp 19,9 triliun.

Kemudian Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung dan Bangka Belitung memiliki kebutuhan uang sebesar Rp 10,2 triliun, Sumatera Utara dan NAD Rp 9,8 triliun, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau dan Jambi Rp 12,6 triliun. Lalu Bali dan Nusa Tenggara Rp 6,6 triliun, Kalimantan Rp 11,3 triliun dan Sulawesi, Maluku serta Papua Rp 12,6 triliun.

Menurut Suhaidi, proyeksi outflow tersebut diperkirakan akan didominasi oleh uang pecahan besar (Rp 20 ribu ke atas) yang diperkirakan akan mencapai 92 persen dari total outflow, sisanya sebesar 8 persen merupakan pecahan kecil (Rp 10 ribu ke bawah). Meskipun porsi outflow uang pecahan kecil hanya 8 persen, namun jumlah tersebut merupakan 40 persen dari outflow uang pecahan kecil selama satu tahun.

"Persediaan uang ini dinilai sangat mencukupi dalam memenuhi proyeksi kebutuhan uang periode Ramadhan dan Idul Fitri 2016, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan," katanya.

Sementara jumlah pecahan uang yang diedarkan, kata Suhaidi, mengikuti pola-pola tahun sebelumnya. Hal ini diatur berdasarkan kebutuhan masyarakat akan uang.

"Semua mengikuti kebutuhan masyarakat. Dari penarikan tahun sebelumnya, pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu paling banyak ditarik masyarakat. Kami mengupayakan apa yang dibutuhkan masyarakat," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement