EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong para pebisnis untuk menyasar negara-negara nontradisional atau emerging market, guna menggenjot peningkatan ekspor nonmigas. Salah satu negara nontradisional yang didorong untuk mulai dijajaki ialah pasar Amerika Selatan, Eropa Tengah dan Afrika.
"Kawasan Amerika Selatan menyimpan potensi yang sangat besar sebagai pasar bagi produk Indonesia, namun nilai perdagangan Indonesia ke kawasan tersebut masih tergolong kecil. Barang-barang konsumsi yang berpotensi besar yaitu produk tekstil, otomotif, dan hasil pertanian,” ujar Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Karyanto Suprih dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/6).
Selama 2015, nilai ekspor Indonesia ke negara-negara di kawasan Amerika Selatan tercatat masih sangat rendah yakni sebesar 2 miliar dolar AS dan sekitar 99 persen merupakan ekspor produk nonmigas. Adapun negara-negara utama tujuan ekspor nonmigas yaitu Brasil, Argentina, dan Peru.
Menurut Karyanto, peluang pasar Amerika Selatan sangat terbuka lebar karena memiliki jumlah penduduk sekitar 387 juta jiwa dan pendapatan per kapita di atas 11 ribu dolar AS dan memiliki kelas menengah yang berjumlah lebih dari 100 juta jiwa. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Amerika Selatan juga tidak terlalu terpengaruh dengan adanya krisis ekonomi yang melanda Eropa.
“Dengan perekonomian yang cukup baik tersebut, pola konsumsi golongan kelas menengah dapat terus terdorong sehingga menciptakan peluang yang baik melakukan penetrasi pasar," kata Karyanto.
Negara-Negara di Amerika Selatan yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi di atas 6,5 persen adalah Argentina, Ekuador, dan Peru. Sementara, negara-negara Amerika Selatan dengan kelas menengah terbesar saat ini adalah Uruguay 56 persen dan Argentina 53 persen sedangkan Bolivia dan Paraguay merupakan negara yang memiliki kelas menengah terendah di Amerika Selatan.