EKBIS.CO, JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk mengambil alih sepenuhnya proyek Indomet Coal dari perusahaan pertambangan Australia, BHP Billiton Ltd.
Adaro menandatangani CSPA (conditional sales purchase agreement) atau perjanjian jual beli bersyarat untuk pembelian sisa 75 persen saham yang dimiliki BHP Billiton.
Presiden Direktur PT Adaro Energy TBK Garibaldi Thohir mengatakan, pihaknya sebelumnya sudah memiliki 25 persen saham Indomet Coal sejak 2010.
"Alhamdulillah, yang awalnya 100 persen milik asing, lalu kita masuk sebagai pemilik saham minoritas pada 2010-2011, dan sekarang sepenuhnya milik Indonesia," kata Garibaldi, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/6).
Garibaldi mengungkapkan, nilai transaksi untuk pembelian 75 persen saham BHP Billiton di proyek Indomet Coal seharga 120 juta dolar AS. Jumlah tersebut memang jauh lebih rendah saat akuisisi 25 persen saham pada 2010 yang nilainya mencapai 350 juta dolar AS.
"Lebih murah karena memang kondisinya kan sekarang lagi jelek," ujarnya.
Garibaldi menjelaskan, Indomet Coal adalah proyek yang terdiri atas tujuh kontrak karya batu bara yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Indomet Coal memproduksi coking coal yang sangat dibutuhkan sebagai bahan utama dari pabrik-pabrik baja.
Dengan mengambil alih Indomet Coal sepenuhnya, Garibaldi berharap Adaro bisa memberikan kontribusi lebih bagi industri baja dalam negeri, terutama agar industri-industri baja Indonesia bisa mengurangi ketergantungan impor.
"Kami ingin memenuhi kebutuhan industri seperti pabrik baja. Dan juga supaya bisa lebih efisien karena tidak lagi tergantung dengan impor," kata Garibaldi.