Selasa 21 Jun 2016 15:51 WIB

Menristekdikti Sebut Pembibitan Sapi Bermasalah

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Nur Aini
Peternakan dan penggemukan sapi milik grup Japfa Comfeed Indonesia di Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Selasa (21/10).
Foto: Republika/ Mursalin Yasland
Peternakan dan penggemukan sapi milik grup Japfa Comfeed Indonesia di Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Selasa (21/10).

EKBIS.CO, BOGOR – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan, tahap pembibitan sapi biasanya terdapat masalah. Hambatan pada tahap ini terjadi dari mulai masalah genetika hingga pembiakannya.

“Contohnya bibit di masyarakat yang  sudah dipotong. Itu kan jadi kendala untuk mengembangkan sapi di masa mendatang. Oleh karena itu, hal tersebut harus dikelola dengan baik,” kata Nasir saat meninjau PT Karya Anugerah Rumpin di Bogor, Selasa (21/6).

Sebelumnya, pemerintah telah menargetkan swasembada daging sapi secara mandiri kemungkinan tercapai sekitar sembilan hingga sepuluh tahun. Atas hal itu, menurut Nasir, pendampingan pada aspek hulu dalam mencapai swasembada daging sapi secara mandiri akan mulai dilakukan pada 2017. Dari masa itu, pemerintah kemungkinan memberikan bibit anak sapi ke masyarakat pada tahun keenam.

Menurut Nasir, masyarakat terutama petani memang akan diberikan anakan sapi agar dibesarkan sebaik mungkin. Mereka pun akan mendapat insentif pakan yang telah direkayasa secara ilmiah. Meski begitu, pemerintah akan tetap memberikan pendampingan terutama dari Perguruan Tinggi (PT) agar masyarakat tidak salah langkah.

“Tahun keenam hingga delapan mulai ke hilir. Kemudian tahun delapan baru bisa dipotong sehingga bisa dikomersialisasikan,” ungkap Mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro (Undip) ini. Dengan demikian diharapkan pada 2027, dia melanjutkan, swasembada daging sapi secara mandiri mampu tercapai.

Baca juga: Kementan akan Atur Perusahaan Pengimpor Daging Sapi

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement