EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah diminta untuk serius menangani fluktuasi harga daging sapi yang terjadi setiap kali Lebaran sehingga gejolak harga tidak terus menerus terjadi. Kenaikan harga yang terjadi dinilai karena pemerintah lalai.
Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan mengatakan selama Ramadhan harga komoditas daging di pasaran rata-rata mencapai Rp 120-150 ribu per kg. Harga itu masih jauh dari seruan Presiden Jokowi, yaitu di bawah Rp 80 ribu per kg. Intervensi pasar juga tak mampu menstabilkan harga.
"Pemerintah telah lalai dalam menjaga kestabilan harga. Seharusnya lonjakan harga itu tidak akan terjadi kalau saja pihak-pihak terkait seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Bulog mengantisipasinya lebih awal. Apalagi kondisi semacam ini terjadi setiap tahun," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (6/7).
Menurut politisi Partai Gerindra itu, pemerintah seharusnya belajar dari pengalaman tahun sebelumnya yaitu bermasalah di rantai pasokan yang rawan terganggu. Gangguan distribusi itu diduga dilakukan oleh pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan secara tak wajar. Hal semacam ini, kata dia, mestinya sudah bisa diantisipasi lebih awal. Heri mempertanyakan, alokasi anggaran kedaulatan pangan disalurkan selama ini yang jumlah mencapai Rp 70 triliun dalam APBN 2016.
Ia mengatakan, untuk menurunkan harga daging perlu aksi sistematis. Hal itu dimulai dari aspek produksi, rantai pasokan, hingga penegakan hukum yang kuat. "Dalam konteks ini, koordinasi antara Kemendag, Kementan, Bulog, dan kepolisian sangat diperlukan dalam intesitas yang lebih tinggi," katanya.
Ia mengharapkan, dalam jangka pendek, pihak-pihak terkait, memang, tak boleh tak acuh dengan kenaikan harga daging ini. Politisi dari dapil Jabar IV itu kemudian menawarkan solusi yang pertama, menjaga stabilitas pasokan dan mengamankan distribusi. Kedua, cegah peternak menjual sapinya ke lingkaran mafia. Ketiga, pastikan tidak menjual sapi dalam bentuk gelondongan. Keempat, operasi pasar hendaknya dengan produk daging yang lebih baik, bukan daging dingin yang kualitasnya rendah.