EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai bank persepsi (bank penerima setoran pajak) mulai melakukan sosialiasi amnesti pajak kepada 35 ribu nasabah prioritasnya. Diperkirakan dana repatriasi yang akan masuk ke BRI dapat mencapai Rp 75 triliun.
Direktur Utama BRI, Asmawi Syam mengatakan, pihaknya telah menyiapkan berbagai instrumen keuangan untuk menampung dana repatriasi yang diperkirakan masuk sebesar Rp 50 triliun ke BRI. Kendati begitu, setelah melakukan sosialiasi pada nasabah prioritas, perseroan optimistis dapat menampung lebih banyak lagi.
"Perkiraan Rp 50 triliun itu pada saat jauh sebelum kita lakukan gathering. Mungkin setelah kita lakukan gathering bisa lebih dari itu, bisa jadi Rp 75 triliun," ujar Asmawi Syam usai sosialisasi Tax Amnesty kepada nasabah BRI Prioritas di Ritzl Carlton Jakarta, Selasa (19/7) malam.
Asmawi menjelaskan, naiknya proyeksi perseroan untuk menampung dana repatriasi karena melihat animo nasabah BRI Prioritas untuk mendengarkan sosialiasi kebijakan pemerintah ini. Seperti yang hadir pada malam itu, BRI mengundang 190 orang nasabah Prioritas, namun yang hadir mencapai 240 orang. Hal yang sama juga terjadi saat sosialiasi di Surabaya beberapa waktu lalu.
Menurut Asmawi, sejauh ini tidak ada permintaan khusus dari nasabah BRI terkait instrumen untuk menampung dana repatriasi. Meski begitu, deposito merupakan instrumen yang fleksibel karena dapat menempatkan investasi di instrumen lain juga. Dengan berbagai instrumen investasi tersebut, perbankan pun tidak akan over likuiditas.
Di samping menawarkan produk-produk perbankan, BRI juga memberikan tawaran investasi di sektor riil, antara lain investasi greenfield (investasi proyek baru) atau brownfield (proyek yang sudah ada).
Asmawi mengungkapkan, perseroan telah mendapat lampu hijau dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menawarkan investasi bagi para pemilik dana repatriasi di proyek infrastruktur yang sudah dikerjakan oleh beberapa perusahaan BUMN. Dalam menyalurkan dana repatriasi, BRI bekerja sama dengan PT Bahana Sekuritas selaku manajer investasi. Namun menurut Asmawi, perseroan tidak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan Manajer investasi yang lain.