EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pertumbuhan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada semester I 2016 meningkat sebesar 20 persen atau senilai Rp 102,6 triliun dari periode yang sama pada 2015 senilai Rp 85,5 triliun. Sementara, realisasi PMA secara year on year naik 12,2 persen yakni dari Rp 174,2 triliun menjadi Rp 195,5 triliun.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, meningkatnya realisasi PMDN sangat penting karena menjadi acuan dan tolak ukur bagi investasi asing. Apabila kepercayaan domestik naik, maka diharapkan juga dapat menularkan hal yang sama terhadap investor asing.
"Investor asing pasti melihat dulu orang Indonesia mau investasi apa nggak, kalau orang Indonesia nggak mau investasi pasti asing juga nggak akan melakukan hal yang sama. Jika kepercayaan domestik naik maka akan nular ke investor asing," ujar Thomas di Jakarta, Jumat (29/7).
Sektor investasi PMDN yang paling banyak adalah industri makanan dan minuman, transportasi gudang dan telekomunikasi, tanaman pangan dan perkebunan, serta industri mineral nonlogam. Pada semester I 2016 terdapat 523 proyek industri makanan dan minuman dengan nilai investasi sebesar Rp 16,6 triliun. Sementara itu, terdapat 161 proyek di bidang usaha transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai investasi Rp 13,3 trilun.
Sedangkan, bidang usaha investasi PMA pada semester I 2016 paling banyak yakni industri kertas, barang dari kertas dan percetakan senilai Rp 2,4 miliar serta terdapat 130 proyek. Bidang usaha lain yang juga diminati yakni industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik senilai Rp 1,6 miliar serta terdapat 1.071 proyek.
Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan, lokasi investasi PMDN paling banyak terdapat di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Kalimantan Tengah. Sedangkan untuk PMA ada di Sumatera Selatan yakni investasi pulp and papper, Banten terdapat investasi petrokimia, dan DKI Jakarta terdapat investasi bidang usaha properti. Menuru Azhar, hal yang menarik dari negara asal investasi PMA yakni masuknya Cina dan Hong Kong dalam urutan lima besar.
"Dulu kita selalu bilang persentase Cina kecil, sekarang ternyata realisasi mereka semakin banyak. Beberapa sektornya yakni semen sudah mulai produksi, dan smelter," ujar Azhar.
Azhar mengatakan, dengan semakin menggeliatnya investasi di sektor manufaktur maka diharapkan meningkatkan nilai tambah dan ekspor. Selain itu, realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pada periode Januari-Juni 2016 mencapai 681.909 orang. Jumlah tersebut terdiri dari proyek PMDN sebanyak 223.599 orang, dan proyek PMA sebesar 458.310 orang.