EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono menjelaskan, pada Semester II 2016, kondisi keuangan akan membaik karena adanya kegiatan penerbangan untuk umrah, haji pada November mendatang serta Lebaran akhir Juli lalu. "Jadi, kita optimistis sekali,” katanya di Jakarta, Senin (1/8).
Dia menjelaskan, Lebaran lalu menyumbang pendapatan sebesar Rp250 juta dolar AS atau tertinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya.Selain itu, Helmi mengatakan pihaknya juga bertumpu pada kargo sebagai bisnis pendukung karena setelah difokuskan dengan direktur baru, pendapatan meningkat dari 15-17 juta dolar AS per bulan menjadi 20-22 juta dolar AS per bulan.
"Ke depan kita berharap bisa 30 juta dolar AS, Lebaran ini memang kargo turun karena orang fokus ke traveling," katanya. (Baca: Rugi Rp 824 Miliar, Garuda Salahkan Perang Harga).
Karena itu, pada Semester I 2016, pendapatan dari kargo naik delapan persen atau naik menjadi 107,78 juta dolar AS dari 99,8 juta dolar AS pada periode yang sama 2015.Sedangkan, penumpang yang diangkut 16,6 juta penumpang dengan tingkat ketepatan waktu penerbangan (OTP) 91,3 persen pada Semester I 2016.
Dia pun menjelaskan, adanya faktor kurs yang menyebabkan kerugian Garuda Indonesia membengkak pada semester I-2016 ini. Dia menjelaskan, sebesar 80 persen pendapatan dalam rupiah, sementara laporan keuangan dalam dolar AS."Jadi, begitu dolar menguat, 'in terms of dollar' (versi) dolar kita jadi kecil, jadi memang ada koreksi," katanya.