Selasa 02 Aug 2016 12:10 WIB

Menkeu Dorong UMKM untuk Tahan Guncangan Ekonomi

Red: Nur Aini
Sri Mulyani. (Republika/ Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Sri Mulyani. (Republika/ Wihdan)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan pelaku usaha dalam mendorong berkembangnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sehingga semakin berkontribusi terhadap perekonomian.

"Dalam hal (kerja sama) ini, kita harus berikan harapan kepada kerja sama para pemimpin-pemimpin negara, pembuat kebijakan, bersama-sama dengan pengusaha UMKM dan juga usaha yang baru berdiri. Kita berharap desentralisasi saat ini bisa berpihak kepada UMKM dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Sri Mulyani saat memberikan sambutan dalam pembukaan World Islamic Economic Forum (WIEF) 2016 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (2/8).

UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Sekitar 99 persen dari bisnis di Indonesia adalah UMKM dengan lebih dari 98 persen didominasi oleh perusahaan mikro. UMKM tersebut mempekerjakan lebih dari 107,6 juta penduduk Indonesia dan berkontribusi 60,6 persen terhadap PDB Indonesia.

Dengan berkembangnya UMKM, pertumbuhan ekonomi yang tadinya didominasi oleh perusahaan multinasional yang besar mengarah ke pemberdayaan bisnis kecil, sehingga memastikan lebih banyak orang berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi dan berdampak kepada semakin menguatnya ekonomi domestik. "UMKM bisa menjadi kuat dan penahan apabila ekonomi sedang terguncang," ujar Sri Mulyani.

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan ekonomi untuk menstimulasi pertumbuhan, salah satunya adalah mempermudah izin pendaftaran UKM. Kebijakan lainnya ialah revisi Daftar Investasi Negatif, yang membuka 19 sub-sektor usaha yang dialokasikan untuk UKM dan koperasi. Selain itu, 62 sektor usaha lainnya dapat dimasuki investor asing hanya jika mereka berkoalisi dengan UKM. Namun, terdapat faktor-faktor penting dalam kemajuan UKM yang tidak berkaitan langsung dengan kebijakan. Semangat kewirausahaan dan determinasi untuk sukses harus terinternalisasi di DNA para pelaku UKM sendiri.

Penyelenggaraan WIEF ke-12 kali ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi mendorong perkembangan UKM Indonesia. Salah satu misi WIEF adalah sebagai platform yang komprehensif bagi para pebisnis dari seluruh dunia, termasuk negara-negara besar berpenduduk Muslim, untuk bertukar informasi dan membuka kesempatan berkolaborasi. "Kami melihat bisnis yang didorong oleh masyarakat juga didukung inovasi teknologi yang dapat mengurangi pembiayaan. WIEF ini bisa menjadi bukti lahirnya gagasan baru dan bisa jadi konsep yang layak sehingga bisa menarik investor," ujar Sri Mulyani.

Indonesia menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan WIEF yang akan berlangsung dari 2-4 Agustus 2016 di JCC Senayan, Jakarta. WIEF merupakan ajang pertemuan pemerintah, kalangan dunia usaha, akademisi serta para seniman yang berjumlah 2.500 peserta dari 60 negara, di mana fokus yang dituju terkait dengan kegiatan ekonomi di dunia Islam.

Adapun tema WEIF 2016 adalah decentralization growth and empowering future business (desentralisasi pertumbuhan dan memberdayakan usaha masa depan). Lima komponen yang menjadi subtema adalah keuangan, fesyen, infrastruktur, inovasi teknologi dan industri halal yang meliputi produk maupun pariwisata.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement