EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah akan memangkas anggaran Kementerian dan Lembaga (K/L) serta pemerintah daerah. Rencananya total keseluruhan pemangkasan mencapai Rp 133 triliun. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan pemangkasan anggaran itu tidak mempengaruhi target pertumbuhan ekonomi.
Meski mengalami pemangkasan yang besar, pemerintah memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun masih bisa di angka 5,2 persen sesuai dengan target pada APBN Perubahan.
"Kita tetap dengan pertumbuhan antara 5,1-5,2 persen," ujar Darmin di kantornya, Rabu (3/8) malam.
Keyakinan ini didapat karena pemerintah akan berusaha keras untuk menjaga agar program prioritas seperti bantuan sosial dan pemerataan daerah tidak akan diubah. Hanya dana yang digunakan untuk perjalanan dinas dan semua pengeluaran yang tidak penting saja yang akan dipangkas.
Dalam perubahan asumsi makro usai rapat kabinet, pemerintah memberikan sinyal bakal merubah sejumlah asumsi yaitu kurs rupiah dari Rp 13,500 menjadi Rp 13.300 per dolar AS. Sedangkan untuk defisit fiskal, pemerintah memperkirakan akan ada kenaikan defisit dari APBN-P sebesar 2,35 persen menjadi 2,5 persen. Dengan peningkatan ini, artinya pemerintah akan menambah defisit anggaran Rp 17 triliun.