Kamis 04 Aug 2016 11:23 WIB

Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Harus Direvisi

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pertumbuhan ekonomi (ilustrasi)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Pemerintah memastikan bakal memangkas anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) 2016. Tak tanggung-tanggung pemerintah akan memotong anggaran sebesar Rp 133 triliun. Anggaran ini terdiri dari belanja pemerintah daerah Rp 68 triliun dan pemerintah pusat Rp 65 triliun.

Pengamat Ekonomi Mohammad Faisal mengatakan, dengan adanya pemangkasan ini artinya pemerintah akan kesulitan dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen. Meski pemerintah memastikan tidak akan ada pemangkasan anggaran untuk program prioritas yang merangsang pertumbuhan ekonomi, tapi hal tersebut tetap tidak bisa menjaga target pertumbuhan.

"Target pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi 5,2 persen akan sukar dicapai. Untuk mencapai 5 persen pun akan sulit dengan kondisi sekarang," kata Faisal, Kamis (4/8).

Direktur Research at the Center of Reform in Economics (CORE) ini menuturkan sebelum pemangkasan anggaran pemerintah memprediksi bahwa pertumbuhan perekonomian pada kuartal III dan IV akan membaik dibandingkan dengan kuartal I dan II. Namun adanya pemotongan anggaran sudah mengindikasikan bahwa perekonomian Semester II 2016 tidak akan jauh dari Semester I 2016.

Faisal menuturkan, pemerintah seharusnya tidak harus memotong anggaran ditengah tahun jika asumsi dan prediksi pada saat melakukan Rancangan APBN bisa lebih tepat. Pemerintah jangan hanya memikirikan bahwa mereka harus melakukan pembangunan dengan asumsi pendapatan yang besar dari sisi pajak. Maka, perhitungan yang tepat pada saat mengajukan anggaran ke DPR menjadi kunci keberhasilan semua target yang diperkirakan.

"Jadi ke depan untuk tahun 2017 pemerintah harus menghitung target secara ralisitis dengan kondisi ekonomi domestik dan global. Harus berhati-hati jangan terlalu muluk karena nantinya bisa seperti sekarang di mana pemangkasan anggaran akan menggangu kinerja perekonomian," paparnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement