Sabtu 06 Aug 2016 18:34 WIB

Pemerataan Kesejahteraan Bisa Tekan Potensi Konflik

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan kata sambutannya pada acara penandatanganan kesepakatan bersama di Jakarta, jumat (5/8).
Foto: Republika / Darmawan
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan kata sambutannya pada acara penandatanganan kesepakatan bersama di Jakarta, jumat (5/8).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Peningkatan dan pemerataan kesejahteraan dinilai dapat menekan potensi konflik di masyarakat. Muhammadiyah bekerja sama dengan lembaga keuangan syariah berusaha berperan dalam peningkatan kesejahteraan umat yang pada akhirnya meringankan tanggung jawab pemerintah.

Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan, semua pihak punya tanggung jawab untuk mensejahterakan bangsa dan melawan kesenjangan yang tinggi. Ketimpangan semacam ini rawan terhadap banyak hal. Ada banyak persoalan yang saling berpotongan, termasuk ekonomi.

Bangsa Indonesia yang majemuk dan tidak hanya soal relasi mayor minor tapi juga disparitas. Kalau penduduk karena afiliasi agama atau pribumi jadi mayoritas merasa termarginal, Haedar melihat ini bak api dalam sekam. Kalau tidak dimediasi dan tidak ada perekat, akan ada ledakan sosial saat mulai ada pemicu.

Maka Muhammadiyah coba membimbing agar umat hidup beradab. Di sisi lain, juga harus ada usaha mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat. Tugas itu sebenarnya tugas pemerintah. Dengan membangun sekolah dan rumah, negara patut terima kasih karena bebannya mencerdaskan dan mensejahterakan kehidupan bangsa jadi dibantu.

"Kalau negara tahu manfaat upaya yang dilakukan ormas Islam, baiknya kami harap tidak disulitkan. Tapi ormas Islam tidak boleh kesal, ini kan urusannya juga dengan Gusti Allah SWT," kata Haedar dalam kegiatan penandatanganan kerja sama PP Muhammadiyah dengan tiga bank syariah di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jumat (5/8).

Ormas Islam maupun industri keuanga syariah nasional sama-sama menghadapi kesulitan. Tapi, lanjut Haedar, kalau bersungguh-sungguh, ada banyak jalan kemudahan. Muhammadiyah punya banyak Amal Usaha. Ada desentralisasi dan otonomi kepada unit-unit Amal Usaha. Muhammadiyah juga bekerja sama dengan beberapa bank syariah. Haedar mempersilakan bank-bank syariah yang bekerja sama dengan Muhammadiyah berlomba dalam kebaikan untuk merebut hati Amal Usaha Muhammadiyah.

Menjalani yang halal, termasuk dalam urusan ekonomi, kata Haedar, diharapkan tidak hanya membawa keuntungan bagi pihak yang terlibat, tapi juga berkah. Menghindari riba dalam ekonomi sendiri jadi bagian menghindari riba-riba lain dalam kehidupan. Dalam kesempatan tersebut, Bank Syariah Mandiri, Bank Panin Syariah, dan Bank Syariah Bukopin bekerja sama dengan PP Muhammadiyah dalam pemberian pelayanan jasa dan produk perbankan syariah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement