Senin 15 Aug 2016 14:19 WIB

Pemerintah Dinilai Lambat Tekan Kemiskinan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Kemiskinan, ilustrasi
Foto: Republika
Kemiskinan, ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah dinilai lambat menekan kemiskinan di tengah agenda Nawacita yang terus bergulir. Direktur Eksekutif Pusat Kajian Keuangan Negara Adi Prasetyo menyebut, penurunan jumlah penduduk miskin di perdesaan selama medio 2015 sampai dengan Maret 2016 hanya 1,20 persen atau sekitar 336 ribu jiwa per Maret 2016.

"Penurunan ini kecil, tidak sebanding dengan semangat membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa,” katanya dalam siaran pers, Senin (15/8).

Prasetyo pesimis pemerintah mampu menurunkan tingkat kemiskinan sampai tujuh sampai delapan persen sesuai dengan RPJMN 2015-2019. Terkecuali, kata dia, jika pemerintah mau mengubah strategi dan pola penanggulangan kemiskinan desa agar tepat sasaran.

Ia menilai, politik anggaran pemerintah berusaha didesain agar sesuai dengan Nawacita. Dari segi anggarannya juga sangat besar, dengan estimasi Kemenkeu total dana yang akan masuk ke desa sampai 2019 sebesar Rp 175.494,9 miliar atau rata-rata per desa senilai Rp 2.368,6 juta. "Dana tersebut akan mubazir apabila tidak didukung oleh stakaholder yang lain yaitu Pemerintah Daerah dan perbankan,” urainya.

Atas fenomena tersebut, Pusat Kajian Keuangan Negara merekomendasikan agar pemerintah dapat mereformulasi strategi penanggulangan kemiskinan, khususnya di desa agar sejalan dengan visi Nawacita. Prasetyo mengatakan, penduduk miskin yang paling besar jumlahnya adalah yang bekerja pada subsektor tanaman pangan, yakni 62.97 persen dari total penduduk miskin sektor pertanian.

Karena itulah pembangunan pertanian perlu menjadi perhatian semua kalangan. “Dana desa itu dampaknya jangka panjang, karena itu pemerintah perlu memberikan stimulus lain," ujarnya.

Kebijakan yang dinilai perlu didorong antaranya dengan menugaskan BUMN dan BUMD agar fokus menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) ke sektor pertanian dan perkebunan. Kelompok-kelompok tani pun dikonsolidasikan kembali agar dapat meningkatkan gairah penduduk desa.

Kemiskinan masih menjadi problem utama bangsa Indonesia. Berdasarkan laporan BPS, per Maret 2016 jumlah penduduk miskin Indonesia 2016 mencapai 27,9 juta jiwa. Parahnya, sekitar 62,71 persen atau 17,5 juta jiwa penduduk miskin tersebut tinggal di perdesaan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement