EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah memprediksi pertumbuhan investasi pada 2016 akan menurun. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, pada 2015 ada peningkatan realisasi investasi sebesar 17,8 persen dari tahun sebelumnya. Namun, pada 2016 diprediksi terjadi perlambatan sehingga laju pertumbuhan investasi akan berada di kisaran 12-14 persen.
Thomas menjelaskan, perlambatan tersebut dipicu oleh faktor yang ia sebut sebagai base effect. Nilai investasi pada 2015 meningkat dari tahun sebelumnya karena pada 2014 ada pemilihan presiden. Pada tahun pemilu tersebut, dia menjelaskan, kebanyakan investor menahan diri untuk menanamkan modal. Barulah setelah tahun pemilu lewat, investor mulai menurunkan dananya ke Indonesia.
Dengan kata lain, pemerintah sudah menarik banyak investasi pada 2015 yang tertunda selama tahun pemilu. Sehingga, investasi pada 2016 diprediksi tak akan begitu besar.
"Investasi masih tumbuh, tapi tidak secepat tahun sebelumnya," kata Thomas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (23/8).
Selain faktor tersebut, Thomas juga menyebut bahwa iklim investasi di Indonesia masih kalah dengan negara lain di ASEAN. Ia mengambil contoh, Vietnam saat ini tengah menjadi magnet investasi baru. Ini karena Vietnam menerapkan peraturan yang memudahkan investor untuk menanamkan dananya di sana.
Oleh karena itu, kata Thomas, Presiden Joko Widodo meminta BKPM untuk melakukan evaluasi PTSP yang mengurusi perizinan usaha. Presiden menekankan agar izin usaha harus dibuat semudah mungkin.
"Kalau kita memberatkan dunia usaha dengan formulir tebal, aturan berkepanjangan dan mengatur sampai urusan kecil, sementara negara tetangga memberikan segala keleluasaaan. Silakan tebak sendiri, investor pilihnya ke mana?" kata dia.