EKBIS.CO, DENPASAR -- Para pengusaha kecil lokal Bali dinilai masih tertinggal oleh pengusaha global yang berusaha di Bali. Disparitas atau gap itu kata Kepala Pusat Penanganan Isu Strategis Kemendag, Ni Made Ayu Marthini, terlihat sangat jelas.
"Berdasarkan pengamatan, masih terdapat gap kesejahteraan antara UKM dengan pengusaha global di Bali. Hal tersebut perlu agar gap tidak melebar," kata Marthini di Kuta, Bali, Rabu (14/9).
Hal itu dikemukakan Marthini dalam acara Forum Konsiltasi dan Identifikasi Isu Strategis Perdagangan. Acara dengan tema “Menuju Produk Andalan Bali yang Juara” merupakan kerja sama antara Kementerian Perdagangan dengan Dinas Perindag Provinsi Bali.
Marthini mengatakan, forum konsultasi bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk, meningkatkan kelas pelaku usaha dari yang belum ekspor menjadi ekportir baru dan bagi eksportir dapat menjadi eksportir handal di pasar global. Agar mampu memenangkan persaingan kata Marthini, para eksportir Bali harus mampu mengidentifikasi komoditi potensial dari Bali, sekaligus dapat dijadikan sebagai usulan pilot projects produk potensial ke depan.
Potensi perdagangan Propinsi Bali, kata Marthini, sangat besar. Hal itu sebutnya, seharusnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan pengusaha kecil/UKM di Bali. "Pengusaha besar dan pengusaha kecil, serta pengusaha global, agar bisa bersinergi," katanya.