EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan perbankan sulit memberikan kredit pada pelaku usaha kreatif dikarenakan bertolak belakang dengan regulasi penyaluran kredit.
"Mohon maaf, dari segi kredit bank belum bisa masuk ke sektor itu (usaha kreatif). Industri kreatif ini sesuatu yang menjual masa depan, sedangkan perbankan dengan peraturannya harus lihat past record," kata Jahja dalam diskusi tentang usaha kreatif di Gedung Menara BCA, Jakarta Pusat, Senin (19/9).
Jahja menjelaskan beberapa syarat bank bisa memberikan kredit untuk usaha antara lain memiliki catatan penjualan yang sudah menuai keuntungan selama beberapa tahun, memiliki performa penjualan yang nyata, dan harus memiliki jaminan. Menurut dia, syarat tersebut sulit dipenuhi oleh pelaku industri kreatif yang bersifat permulaan dan akan memberikan keuntungan di masa depan. "Jangankan yang kecil-kecil, yang seperti Gojek saja juga belum bisa mendapat profit sebenarnya," kata Jahja.
Namun dia memberikan pengecualian apabila ada bantuan penjaminan dari pemerintah untuk industri kreatif agar bisa mendapatkan kredit dari bank. "Kalau pemerintah memberikan semacam garansi, perbankan mau saja mendukung dari pendaanaan. Tidak usah cari investor tapi perbankan bisa, asalkan mendapat jaminan hingga itu sesuai ketentuan perbankan," kata dia.
Jahja mengungkapkan belum ada portfolio kredit dari industri kreatif di BCA. Dia pun meyakini hal yang sama juga dialami oleh bank-bank lain. "Masih nol. Saya kira bank lain pun begitu. Hanya program-program CSR saja untuk membantu, karena kalau kredit tidak mungkin," ujar Jahja.