EKBIS.CO, KOPENHAGEN -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan rencana pemerintah untuk membentuk enam holding BUMN ditargetkan rampung pada akhir 2016. Keberadaan enam holding BUMN ini nantinya diharapkan mampu mendorong investasi yang masuk ke Indonesia.
"Setelah selesai (revisi) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44, seharusnya PP untuk holding masing-masing BUMN bisa selesai. Targetnya sebelum akhir tahun keenam-enamnya," kata Rini di sela-sela kunjungan kerja ke negara-negara Skandinavia, di Kopenhagen, Denmark, Senin (19/9) malam waktu setempat.
Rini mengatakan, enam holding BUMN yang diharapkan selesai pada akhir 2016 tersebut adalah untuk tambang, minyak dan gas, infrastruktur, keuangan, perumahan dan pangan. Langkah tersebut diambil pemerintah agar bisa mempercepat dalam mendorong investasi yang masuk ke Indonesia.
Menurut Rini, revisi PP Nomor 44 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas tersebut sudah memasuki tahap akhir yang akan ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo. "Sekarang ini kita sudah dalam proses PP Nomor 44 Tahun 2005 untuk nantinya ditandatangani oleh Presiden. Jika kita lihat ke depan, untuk holding BUMN tersebut merupakan hal yang penting karena hampir di semua sektor itu daya saing menjadi yang utama," kata Rini.
Rini menambahkan, revisi PP Nomor 44 Tahun 2005 tersebut nantinya akan menjadi payung hukum untuk Peraturan Pemerintah lainnya di masing-masing sektor holding BUMN dan diharapkan selesai pada Oktober 2016. "Kami juga akan menyiapkan untuk Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) luar biasa. Jadi, pemberitaan sehubungan dengan RUPS itu kita lakukan awal November 2016, sehingga sebelum akhir 2016 sudah RUPS semua," ujar Rini.
Salah satu skema dalam holding BUMN tersebut adalah, PT Pertamina (Persero) akan dijadikan sebagai holding company atau perusahaan induk di sektor minyak dan gas. Sementara untuk sektor pertambangan, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero).
Untuk Perum Bulog, direncanakan menjadi induk dari beberapa BUMN sektor pangan seperti PT Syang Hyang Seri (Persero), PT Pertani (Persero) dan PT Perdagangan Indonesia (PPI) Persero. Dan untuk PT Dana Reksa (Persero), akan menjadi holding dari BUMN jasa keuangan termasuk perbankan.