EKBIS.CO, JAKARTA -- Jelang pengujung periode pertama amnesti pajak, kini giliran Presiden Direktur Sriwijaya Air Chandra Lie yang menyerahkan Surat Pernyataan Harta (SPH) kepada Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Bos salah satu maskapai besar Indonesia ini mengaku keikutsertaannya dalam program pengampunan pajak adalah kesempatannya untuk melaporkan harta dan asetnya yang belum sempat ia laporkan.
Chandra mengungkapkan, sebelumnya ia sadari memang ada sejumlah selisih administrasi yang terjadi antara dirinya sebagai wajib pajak pribadi atau sebagai wajib pajak badan yang mewakili maskapai yang ia pimpin yang membuat belum tercatatnya sejumlah harta dan aset baik di dalam atau luar negeri. Namun ia menyebutkan, hal ini bukan lantaran ia ingin mengemplang pajak namun lebih kepada perlengkapan administrasi yang tidak mudah.
Ia menambahkan, dari total harta dan aset yang ia deklarasikan sebagai wajib pajak pribadi, lebih banyak berada di dalam negeri dibandingkan dengan yang terendap di luar negeri. Alasannya, harta dan aset di luar negeri berjumlah "sedikit" yang sebelumnya diperuntukkan untuk fasilitas pendidikan bagi anak-anak Chandra. Alasan yang ia ungkapkan ini serupa dengan keterangan yang disampaikan oleh mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) AM Hendropriyono yang pekan lalu juga mengajukan pengampunan pajak.
Sementara itu, Chandra juga berniat untuk melaporkan harta dan aset yang masih tercatat di luar negeri di bawah kuasanya sebagai wajib pajak badan. Ia mengatakan, harta yang bakal ia repatriasikan di bawah bendera Sriwijaya Air akan dibawa pulang kembali ke Indonesia sebagai tambahan modal dalam rencana pembelian pesawat.
Tak tanggung-tanggung, dana repatriasi akan digunakan untuk membeli pesawat Boeing tipe 777-300ER. Mengenai berapa jumlahnya, ia berencana untuk menambah tiga unit pesawat untuk pembelian tahap pertama. Tak hanya itu, dengan adanya tambahan pesawat baru dengan kemampuan jelajah jarak jauh, Chandra juga ingin menambah rute langsung dari Indonesia menuju Jeddah, Arab Saudi untuk memfasilitasi jamaah umroh.
"Kita sudah menganalisa. Lagi hitung-hitungan membawa pesawat 777-300 ER itu tujuan saya membawa tamu-tamu Allah ke umroh sehingga mimpi saya mengirimkan satu hari empat orang ke umroh, lima tahun 4.000 orang karyawan saya selesai saya ngerjakan menjadi haji-haji kecil," katanya.
Penambahan pesawat berbadan lebar, kata Chandra, juga akan diproyeksikan untuk menambah rute baru selain ke Arab Saudi, juga ke Cina. Ia menyebut, tiga unit pesawat baru akan didatangkan pada akhir 2017.