EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan menggulirkan program e-smart industri kecil dan menengah (IKM) untuk meningkatkan pengembangan kapasitas sektor yang mendominasi populasi industri di Indonesia tersebut. Program ini akan memanfaatkan platform digital melalui kerja sama dengan perusahaan startup di Indonesia.
“E-smart IKM perlu dikembangkan agar kita dapat menjadi showcase produk sendiri, bukan hanya menjadi reseller produk negara lain,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers tertulis, Rabu (28/9).
Airlangga menjelaskan, latar belakang pelaksanaan program e-smart IKM, di antaranya untuk pengembangan ekonomi berbasis digital, peningkatan ekspor IKM, serta perluasan akses pasar dan akses pendanaan. Program ini nantinya akan memiliki desain infrastruktur digital dengan tulang punggung Palapa Ring, Satelit BRI, dan PLN. Program ini juga bakal mendapat dukungan layanan keuangan, logistik, dan pemasaran bagi pelaku IKM.
Menurut Airlangga, program e-smart IKM akan memfasilitasi pelaku IKM untuk menjalin kerja sama dengan e-commerce di dalam negeri seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, dan Blibli. “Jadi, laman mereka akan dijadikan kawasan virtual bagi produk IKM nasional,” ungkapnya.
Sasaran sektor IKM yang dikembangkan melalui program e-smart, antara lain IKM kosmetika, logam, kerajinan, fashion, makanan dan minuman, perhiasan, produk kulit, furniture, herbal, komponen, tekstil, permesinan, semen, pupuk, serta elektronika. Sementara, pengembangan prototipe e-smart IKM dalam waktu dekat, yakni sektor IKM perhiasan, furniture kayu dan rotan, ukiran kayu, batik, produk kulit, serta kerajinan anyaman
Airlangga menuturkan, keberadaan program ini diharap bisa menciptakan sebanyak 20 ribu pelaku IKM baru sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019. "Target lainnya, wirausaha menengah baru sebanyak 4.500 orang serta rasio persebaran sektor IKM Jawa dan luar Jawa, yakni 60,34 berbanding 39,66,” ujarnya.