EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (10/3) sore bergerak menguat sebesar 42 poin menjadi Rp 12.980, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.022 per dolar AS.
"Rilis inflasi September 2016 yang terbilang masih stabil mendukung rupiah untuk kembali terapresiasi terhadap dolar AS," kata pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova, di Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada September 2016 terjadi inflasi sebesar 0,22 persen, sehingga inflasi tahun kalender Januari-September 2016 mencapai 1,97 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (yoy) 3,07 persen. Di sisi lain, kata dia, ekspektasi pasar terhadap ekonomi domestik yang masih positif juga turut menopang rupiah, aset berdenominasi rupiah tetap diminati.
"Sentimen positif dari dalam negeri cukup mendominasi di tengah redupnya sentimen dari bank sentral AS mengenai kebijakan kenaikan suku bunga acuan," katanya.
Dari eksternal, kata dia, adanya kesepakatan dari anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk membatasi produksinya masih membebani laju dolar AS di kawasan Asia, termasuk di dalam negeri. Harga minyak mentah dunia jenis WTI crude pada Senin (3/10) Senin sore ini menguat 0,97 persen ke posisi 48,71 dolar AS per barel dan Brent crude naik 1,06 persen ke level 50,72 dolar AS per barel.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.010 dibandingkan Jumat (30/9) Rp 12.998.