EKBIS.CO, BANDUNG -- PT Pindad (Persero) terus berusaha memenuhi penyediaan kebutuhan Alat Utama Sistem Persenjataan (alutsista) secara mandiri. Ini dilakukan, untuk mendukung penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia.
Menurut Direktur Utama PT Pindad (Persero), Abraham Mose, berkaitan dengan upaya pengadaan alutsista, Pindad fokus ke produk alutsista dengan menerapkan pola korporasi, yakni, proses bisnis akan ditinjau kembali agar efisien dengan kualitas yang lebih terjaga.
"Untuk meningkatkan kapasitas, kami memperoleh PMN 2015 senilai Rp 700 miliar," ujar Abraham Mose dalam siaran persnya, Rabu (5/10).
Alokasi terbesar untuk PMN, kata dia, akan digunakan untuk pembangunan lini produksi Munisi Kaliber Kecil (MKK) dan Munisi Kaliber Besar (MKB). Selain itu juga dialokasikan untuk pengembangan lini produksi tank, Ranpur (Kendaraan Tempur), serta senjata.
Ada juga, kata dia, alokasi khusus untuk pengembangan produk dan proses. Hal ini agar, bisa memastikan ada produk produk PT Pindad(Persero) yang lebih terbarui dengan teknologi yang lebih maju. Upaya ini sejalan dengan rencana strategis pemenuhan kebutuhan pokok minimum (Minimum Essential Forces/MEF) TNI dalam rentang 2009-2024.
Tahun ini, PT Pindad telah meluncurkan empat produk senjata baru yang diresmikan oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu di Kementerian Pertahanan untuk mendukung performa prajurit dalam berbagai macam operasi. Pengembangan varian terhadap produk Ranpur juga terus dilakukan seperti “Badak”, “Anoa”, dan “Komodo” dengan menambah fitur-fitur yang lebih diandalkan.
Menurut Abraham, TNI memiliki tugas berat untuk menegakkan kedaulatan negara dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. PT Pindad (Persero), mendukung sepenuhnya agar TNI menjadi angkatan bersenjata yang tangguh dengan persenjataan yang modern dan dapat diandalkan. Ini, sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi agar alutsista ke depan harus dilakukan modernisasi.