EKBIS.CO, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional atau IMF mencatat rekor utang dunia mencapai 152 triliun dolar AS. Lembaga ini mendorong beberapa negara untuk membelanjakan lebih banyak uang guna meningkatkan pertumbuhan yang lesu jika mereka mampu membayarnya.
Utang global, baik pemerintah maupun swasta, mencapai 225 persen dari output ekonomi global tahun lalu (2015), naik dari sekitar 200 persen pada 2002. Dalam laporan Dana Moneter Internasional mengatakan sekitar dua pertiga dari total utang 2015, atau sekitar 100 miliar dolar AS, harus dibayar oleh peminjam sektor swasta, dan mencatat bahwa kenaikan pesat dalam utang sektor swasta sering menyebabkan krisis keuangan.
Sementara profil utangnya berbeda-beda di setiap negara, laporan itu mengatakan bahwa besarnya ukuran dari utang bisa menciptakan deleveraging (upaya mengurangi rasio pasiva terhadap ekuitas) swasta yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang bisa menggagalkan pemulihan ekonomi yang masih rapuh.
"Utang swasta yang berlebihan adalah headwinds (situasi yang akan membuat pertumbuhan lebih sulit) besar terhadap pemulihan global dan risiko bagi stabilitas keuangan," Direktur Urusan Fiskal IMF Vitor Gaspar mengatakan pada konferensi pers.
Laporan itu muncul ketika Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mendesak 189 negara anggota IMF yang memiliki "ruang fiskal" ataukemampuan untuk meminjam secara berkelanjutan dan membelanjakan lebih banyak, untuk melakukannya guna meningkatkan pertumbuhan yang terus-menerus melemah. IMF mendesak dukungan fiskal yang ditargetkan untuk permintaan konsumen yang datang disertai dengan seruan untuk melanjutkan kebijakan moneter akomodatif dan percepatan reformasi struktural yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi ekonomi negara.