Jumat 07 Oct 2016 18:51 WIB

Mendag: Indonesia Tetap Harus Impor Sapi

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Nidia Zuraya
Sapi impor
Sapi impor

EKBIS.CO, KEBUMEN -- Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, Indonesia tetap harus melanjutkan impor sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pasalnya hingga saat ini, persediaan sapi di Indonesia masih kurang memadai.

"Kita tetap harus impor dulu. Karena populasi dalam negeri tidak belum bisa mengejar angka kebutuhan kita," ujar Enggartiasto saat ditemui di Kendang Ternak milik Kelompok Tani Ternak Rukun Maju Makmur, Desa Sitiadi, Kecamatan Puring, Kebumen, Jumat (7/10).

Ia memperkirakan, dengan kondisi perkembangbiakan sapi saat ini, Indonesia baru bisa terbebas dari impor sekitar tujuh sampai sembilan tahun ke depan. Karena itu Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan segera mengambil langkah taktis. Salah satunya dengan membantu peternak agar terhubung dengan investor.

Menurut Enggartiasto, saat investor dan peternak menjalin kerja sama, maka petani dapat lebih leluasa memperoleh bantuan pembibitan. Selain itu penyaluran sapi pun lebih jelas dan terjamin. Karena investor pasti akan bertindak sebagai pihak penerima hasil ternak.

Namun demikian, menghubungkan antar investor dan peternak saja tidak cukup. Enggartiasto menuturkan, para peternak juga harus menyiapkan kandang, pakan, dan lahan peternakan yang memadai agar sapi-sapi yang dihasilkan berkualitas tinggi.

Guna meningkatkan produktivitas peternak, Kementan berencana meningkatkan aktivitas pengembangbiakan sapi. Termasuk sapi-sapi PO asli Kabupaten Kebumen. Maka itu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan bantuan berupa 30 ribu alat pengembangbiakan dan 10 ribu sapi PO.

"Saya harap setelah adanya bantuan ini semua sapi di Kebumen bisa bunting, lalu beranak. Sehingga populasinya meningkat. Kalau butuh dokter hewan segera bilang, nanti saya kirim dari pusat," tuturnya. Ia pun berpesan agar peternak tidak menyembelih sapi betina. Karena sapi betina merupakan sumber populasi sapi untuk dikembangbiakan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement