EKBIS.CO, JAKARTA -- Kebutuhan baja dalam negeri tiap tahun semakin bertambah. Pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pemerintah membuat baja dan Besi menjadi produk yang akan meningkatkan kebutuhannya. Tingginya permintaan baja seharunya bisa disambut dengan peningkatan industri baja nasional.
Komite Standar dan Sertifikasi Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia, Basso Datu Makahanap mengatakan, sejak 1970 hingga 2015 konsumsi baja menunjukan ketidakseimbangan kapasitas. Sebab, pertumbuhan jumlah produksi yang sedikit tidak sebanding dengan peningkatan konsumsi yang meningkat drastis.
Kebutuhan dalam negeri berada di angka 11,4 juta ton, tapi industri hanya bisa memproduksi besi dan baja sebesar 4,9 ton ton. Hal ini menyebabkan pembangunan infrastruktur maupuan industri manufaktur masih banyak bergantung pada impor baja.
Basso menjelaskan, pada 2020 proyeksi kebutuhan baja nasional mencapai 20 juta ton. Angka ini akan sulit tertutupi industri baja nasional yang nilai produksinya diprediksi akan berada di bawah 10 juta ton. Dari kekurangan pasokan tersebut, peluang untuk berinvestasi dalam industri baja masih terbuka luas.
"Dari sisi kebutuhan saja sudah bisa terlihat bahwa akan ada 10 juta ton baja yang siap diimpor dalam empat tahun ke depan. Ini rill melihat perkembangan pembangunan di dalam negeri," kata Basso dalam konferensi pers Indo Metal, Selasa (11/10).
Hingga 2013, lanjut Basso, Indonesia menjadi salah satu pengimpor baja terbesar. Yang lebih mencengangkan pertumbuhan produksi baja di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Vitenam. Negara tersebut saat ini justru tengah mengincar Indonesia sebagai salah satu potensi pasar baja.
Investasi di sektor industri baja dan besi memang membutuhkan dana yang cukup besar. Pembangunan infrastruktur penunjang juga harus dihadirkan disekitar industri tersebut. Khususnya di sektor energi, pemerintah dan investor harus menyediakan sumber energi yang cukup besar untuk industri baja.
Namun, saat industri ini mulai berjalan maka akan banyak pertumbuhan ekonomi yang dirasakan. Mulai dari masyarakat sekitar hingga industri penunjang industri baja. "Industri baja bisa mendorong perekonomian. Industri baja akan menyerap banyak tenaga kerja dan meningkatkan sektor manufsktur lain. Ini yang akan meningkatkan perekonomian nasional," paparnya.