EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio berpendapat bahwa Presiden Joko Widodo (Jokwoi) masih terbatas jaringannya dalam mencari orang-orang profesional di kabinetnya.
"Terlepas dari hak prerogratif Presiden, dilantiknya dua pejabat ini (Ignasius Jonan dan Archandra Tahar) cukup mencitrakan bahwa Presiden Joko Widodo terbatas sekali jaringannya. Presiden mungkin kenal hanya sedikit orang berkualitas di negeri ini," kata Hendri di Jakarta, Jumat (14/10).
Hendri menilai bahwa Jonan memang berkualitas, tetapi Presiden pernah memberhentikan Jonan dari Kabinet Kerja. Namun ia berpendapat nampaknya waktu membuktikan bahwa kebijakan Jonan saat menjadi menteri terbukti tepat.
"Penggunaan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta adalah salah satu contohnya. Gebrakan pengganti Jonan memaksakan penggunaan Terminal 3 yang tanpa perhitungan matang terkesan hanya ingin mengambil hati justru mengundang cibiran publik, lantaran Terminal itu memang belum siap," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa Presiden kerap mengambil kebijakan yang kontroversial. "Nah, untuk Arcandra, tidak jelas citra apa yang diinginkan Presiden. Apakah beliau hanya sekedar ingin dicitrakan independen dan tidak bisa diatur? Atau ada tujuan lain?," kata Hendri.
Oleh karena alasan tersebut, lumrah menurut Hendri, bila publik mencitrakan Jokowi kekurangan orang dan tidak mau mencari orang yang bisa saja lebih baik untuk kabinetnya. Ia juga berharap semoga pilihan Presiden Jokowi yang menempatkan Ignasius Jonan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Archandra Tahar sebagai Wakil Menteri ESDM tepat dan mampu memenuhi janji kampanyenya.