Senin 24 Oct 2016 12:59 WIB

Menaker Klaim Angka Pengangguran Menurun

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Pengangguran (ilustrasi)
Pengangguran (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengklaim angka pengangguran di Indonesia menurun dan mencapai titik terendah, yakni sebanyak 7,02 juta orang atau sekitar 5,5 persen dari penduduk Indonesia. Sedangkan angka pengangguran pada 2015 tercatat mencapai 7,45 juta orang atau sekitar 5,81 persen dari penduduk Indonesia.

"Yang pasti angka penganggurannya menurun. Dan itu pasti juga disumbang oleh peningkatan kompetensi tenaga kerja kita, baik yang bekerja dia bisa melakukan skilling up, yang belum bekerja dia mempunyai ketrampilan ketika melalui pendidikan atau pelatihan vokasi dia bisa masuk ke pasar kerja," jelas Hanif di gedung Bina Graha, Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (24/10).

Berdasarkan data Sakernas Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari tahun ini angkatan kerja Indonesia tercatat mencapai 127,67 juta jiwa. Sekitar 60,38 persen merupakan lulusan SMP ke bawah. Sedangkan total keseluruhan angkatan kerja lulusan SMP ke bawah hingga SMA presentasenya mencapai 77,81 persen.

Hanif mengatakan, peran pelatihan atau pendidikan vokasi dalam menurunkan angka pengangguran terhitung tinggi. Pendidikan vokasi, kata dia, dapat membantu masyarakat memiliki kompetensi untuk masuk ke pasar kerja formal, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.

"Isu ketimpangan kemiskinan pengangguran, itu sangat terkait dengan self capacity dari warga masyarakat kita, sangat terkait dengan pendidikan mereka, kompetensi mereka, pada saat orang tidak mempunyai kompetensi dia tidak bisa masuk ke pasar kerja yang baik, katakanlah pasar kerja formal," jelas dia.

Selain itu, dengan pendidikan vokasi, Hanif mengatakan, masyarakat dapat memiliki ketrampilan untuk terjun ke dunia usaha sehingga lebih kompetitif. Ia menjelaskan, pelatihan vokasi juga erat kaitannya dengan kebutuhan dunia industri.

Pada tahun ini, Kementerian Ketenagakerjaan bekerjasama dengan lebih dari dua ribu perusahaan untuk memberikan pelatihan kerja atau magang terhadap 200 ribu orang tiap tahunnya.

"Yang dilakukan di Kementerian Ketenagakerjaan kan kita juga membuat skema pemagangan yang tersistem. Di mana orang dimagangkan dalam kurun waktu tertentu dengan jabatan tertentu, dengan pekerjaan tertentu, insentif tertentu dst, sehingga begitu selesai magang dia bisa disertifikasi," ucap Hanif.

Menurut Hanif, sertifikasi profesi ini bertujuan untuk mensetarakan kompetensi yang telah dimiliki masyarakat agar diakui serta memiliki daya tawar lebih. Berdasarkan data dari Kemenaker, jumlah tenaga kerja yang telah tersertifikasi sebanyak 2.463.806 per Agustus 2016. Sedangkan pada 2015, jumlah tenaga kerja yang tersertifikasi mencapai 2.430.495 tenaga kerja.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement