EKBIS.CO, Oleh Muhammad Hafil/Wartawan Republika.co.id
“Alat-alat bisa diganti, tapi anda tidak,” begitu kata Estomihi Tobing, Sales Area PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) area Bogor di hadapan puluhan pelanggan yang menjadi peserta pelatihan bertajuk Edukasi safety Penggunaan Gas Bumi di Aula Kantor PT PGN Area Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, akhir September lalu.
Kata-kata itu disampaikan untuk memotivasi para pelanggan akan pentingnya faktor keamanan dan keselamatan dalam menggunakan gas bumi yang dikelola oleh PGN. Pelatihan semacam ini rutin dilakukan oleh PGN sebagai bentuk tanggung jawab kepada pelanggan untuk menjaga keamanan dan keselamatan dalam memanfaatkan gas bumi. “Jangan belajar keselamatan dari kecelakaan,”kata Estomihi lagi yang mengeluarkan kata-kata motivasinya.
Sisi keamanan dan keselamatan memang menjadi faktor penunjang dalam upaya memasyarakatkan gas bumi sebagai energi pilihan nasional. Di samping biaya murah, faktor keamanan dan keselamatan menjadi kunci kepercayaan masyarakat untuk menggunakan gas bumi.
Hal inilah yang menjadi alasan oleh Bekti Widama (31 tahun), warga Kebon Pedes, Kecamatan Taman Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, untuk menjadi pelanggan PGN untuk mendukung usaha warung nasi di rumahnya. Menurutnya, setiap bulan petugas PGN selalu datang kerumahnya untuk pengecekan dan memberi perawatan gratis.
Misalnya, pengecekan ada tidaknya karat di pipa atau kuat lemahnya sambungan pipa gas ke kompor. Selain itu, petugas PGN selalu mengingatkan soal sisi keamanan dan keselamatan menggunakan gas bumi.“Jadi resiko sekecil apapun yang ditemukan bisa dicegah secara cepat,” kata Bekti di sela acara pelatihan itu.
Karena itu, Bekti mengaku tak pernah mendengar adanya kasus ledakan di dalam rumah atau instansi yang menjadi pelanggan PGN. Jika pun ada, kasusnya terjadi di pipa jaringan PGN di jalanan yang diakibatkan oleh pengeboran liar oleh warga ataupun proyek yang tak mematuhi prosedur.
“Justru yang sering saya dengar adalah berita ledakan gas elpiji rumah tangga. Ini yang menggunakan saya takut menggunakan gas elpiji yang di dalam tabung,” kata Bekti.
Di samping itu, tentunya dia bisa mengefisiensi biaya operasional usaha warung nasinya. “Ya, tentu saja menggunakan gas bumi jauh lebih murah, biaya operasional bisa ditekan dibanding dulu saat menggunakan gas tabung,” kata Bekti.
Yanti, pelanggan PGN di Bogor lainnya mengatakan, penanganan yang cepat dari pihak PGN terhadap aspek keamanan dan keselamatan membuatnya merasa aman menggunakan gas bumi. Dia memuji daya tanggap petugas PGN jika mendapatkan laporan dari pelanggan.
Pernah suatu ketika, di rumahnya tercium bau gas. “Berdasarkan pelatihan pertama saya dulu saat menjadi pelanggan, saya tahu apa yang harus saya lakukan. Saya tutup kerannya di instalasi. Setelah itu saya cek meteran dan ternyata masih berjalan, berarti ini ada kebocoran. Langsung saja saya telepon call center PGN untuk melaporkannnya,” kata Yanti.
Tidak sampai satu jam, beberapa orang petugas PGN sudah tiba di rumahnya dan melakukan penanganan. “Alhamdulillah setelah itu tidak bocor lagi,” kata Yanti.
Setelah ditelusuri, penyebab bocor itu adalah karena pipa gas di rumahnya bersinggungan dengan pengerjaan proyek bangunan di rumahnya. Kebetulan, pada waktu itu memang rumahnya sedang direnovasi.
Kepala Sales PGN Area Bogor, Elda Sutarda mengatakan, keamanan dan keselamatan menjadi salah satu prioritas utama PGN untuk mendapatkan kepercayaan dari pelanggan. Dari sisi bahan saja, gas bumi lebih aman dari gas elpiji tabung. Karena, gas bumi lebih rendah dari udara sedangkan gas elpiji lebih berat dari udara.
“Elpiji itu beratnya satu setengah kali dari udara, sehingga kalau ada kebocoran di tabung gasnya mengendep ke bawah . Itu yang bahaya, kalau ada api atau listrik bisa menjadi pemantik ledakan,” kata Elda.
Hal tersebut berbeda dengan gas bumi yang beratnya lebih kecil dari udara. Sehingga, jika ada gas bumi PGN mengalami kebocoran, dia akan cepat menguap dan hilang ke udara apalagi kalau ventilasi di ruangan itu memadai.
Selain itu, PGN juga selalu memastikan keamanan jaringan pipa gasnya. Rancang pipanya sendiri dibuat berdasarkan standar yang berlaku secara internasional yang berlaku di bidang pipa gas. Setiap waktu tertentu, PGN selalu rutin mengecek survei kebocoran. Tidak hanya di pipa jaringan, juga setiap bulan PGN mengecek pipa-pipa milik pelanggan. “Sehingga jika ada masalah, langsung kita tindak lanjuti,” kata Elda.
Menurut Elda, jaringan pipa PGN di Bogor mencapai 616 km. Sedangkan pelanggannya mencapai 21 ribu yang mayoritasnya adalah pelanggan rumah tangga. Sedangkan pelanggan lainnya berasal dari industri, rumah sakit, dan usaha kecil.
Soal edukasi kepada pelanggan ini, Elda mengatakan pihaknya kerap memberikan pelatihan dan informasi tentang pentingnya sisi keamanan dan keselamatan para pelanggan PGN. Edukasi ini dimulai kepada calon pelanggan yang ingin memanfaatkan gas bumi. Seperti soal pengunaan, pengetahuan terhadap kebocoran, dan penanganan awal jika terjadi kebocoran.
Setelah mereka berlangganan pun, PGN setahun sekali mendatangi blok-blok pelanggan untuk menyegarkan kembali pengetahuan tentang aspek keamanan dan keselamatan terhadap penggunaan gas bumi. Edukasi juga bisa dilakukan dengan mengundang para pelanggan ke kantor area PGN seperti acara yang berlangsung di Aula PGN Area Bogor pada akhir September lalu.
Materinya biasanya soal penanganan kebocoran. Misalnya, jika pelanggan merasakan adanya kebocoran, yang hal ini ditandai dengan bau gas, maka hal pertama yang dilakukan adalah menutup keran gas di instalasi. Setelah itu, segera hubungi call center PGN yang aktif selama 24 jam. “Ada tim penanggulangannya, kita juga ada target waktu bagi tim untuk segera sampai ke lokasi,” kata Elda.
Edukasi soal keamanan dan keselamatan ini juga mengingatkan para pelanggan agar menggunakan alat-alat masak yang berlabel SNI (standar nasional Indonesia). Selain itu, juga agar dari instalasi gas di dalam rumah tidak boleh terhalangi oleh benda-benda seperti teralis besi, pot, atau meja.
Instalasi juga harus dijauhi dari stopkontak listrik , tempat sampah, dan tidak boleh ada kegiatan keramaian di dekat instalasi. “Ini bertujuan agar jika terjadi sesuatu bisa cepat dilakukan penanganan terhadap instalasi itu,” kata Elda.
Dimulai dari hulu
Faktor keamanan dan keselamatan sudah menjadi budaya di kalangan PGN. Tidak hanya diperuntukkan bagi pelanggan, keselamatan dimulai dari hulunya, yakni produksi gas bumi yang dilakukan oleh PGN.
Pada April 2016 lalu, PGN meraih penghargaan ASEAN Occupational Safety and Health Network (ASEAN-OSHNET). Penghargaan ini diberikan karena dalam 3 tahun berturut-turut, yakni tahun 2013-2015 tidak pernah terjadi kecelakaan kerja (zero accident).
Bagi PGN, faktor keamanan dan keselamatan kerja adalah hak asasi bagi setiap orang. “Hal ini berarti program-program keselamatan dan kesehatan tidak hanya ditujukan bagi pekerja saja. Tetapi semua pemangku kepentingan seperti keluarga pekerja, mitra kerja, pelanggan, dan masyarakat luas,” kata Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusup kepada Republika.co.id, pertengahan Oktober ini.
Menurut Heri, PGN memiliki prinsip bahwa untuk merubah masyarakat harus dimulai dari diri sendiri. Artinya setiap Insan PGN harus mampu menjadi agen perubahan dalam segala hal yang baik demi kemajuan Bangsa dan Negara tidak terkecuali Pelanggan PGN.
“Salah satu hal yang terus menerus kami gemakan adalah aspek keselamatan kerja. Dengan menjadi perusahaan yang matang dalam aspek keselamatan kerja kami percaya pelanggan PGN pun akan mengikuti,” kata Heri.
Untuk bisa menjadi pelanggan , PGN mempunyai beberapa prosedur yang harus dilalui oleh calon pelanggan, salah satunya adalah penilaian aspek Keselamatan Kerja. Contoh prosedur yang diterapkan adalah Pre Start-Up Safety Review, di mana prosedur ini diterapkan untuk memastikan bahwa instalasi calon pelanggan PGN sudah sesuai dengan aspek keselamatan sebelum penyaluran gas dimulai.
Karena itu, Heri mengatakan, pihaknya selalu menargetkan dan bercita-cita untuk sama sekali tidak mengalami kasus kecelakaan di kalangan produksi dan pelanggan. Untuk mencapai kesamaan misi ini, diperlukan usaha yang terus menerus dan kerjasama semua pihak, tidak hanya pelanggan namun termasuk media dan masyarakat lainnya.
“Ini untuk mensosialisasikan pentingnya keselamatan dan cara bertindak aman dalam utilisasi gas bumi. Sehingga kita sadar bahwa tindakan keselamatan tidak lain buat diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa,” kata Heri.