Ahad 30 Oct 2016 19:56 WIB

Investasi Cina Datangkan Banyak Imigran Gelap

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Friska Yolanda
Wakil Ketua Umum Apindo, Suryadi Sasmita (kanan).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wakil Ketua Umum Apindo, Suryadi Sasmita (kanan).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia mulai terlena dengan banyaknya investasi yang masuk ke dalam negeri. Salah satunya, Cina. 

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi Negeri Tirai Bambu ini berada di peringkat ketiga setelah Singapura dan Jepang. Tingginya investasi dari Cina berdampak pada semakin banyaknya pekerja asal Cina di Indonesia, baik legal maupun ilegal. Mereka kerap bekerja di proyek yang dibiayai investor Cina.

"Memang banyak investor Cina yang mempekerjakan pekerja dari Cina itu sendiri," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Suryadi Sasmita, Ahad (30/10).

Suryadi menjelaskan, sebelum investasi dari Cina meningkat, pekerja dari dataran Asia Timur tersebut sebenarnya sudah banyak datang ke dan menyebar ke sejumlah negara Asia Tenggara, salah satunya Singapura. Bahkan saking banyaknya, Cina menjadi dominan di negara tersebut, sementara penduduk lokal makin terpinggirkan.

Menurutnya, suksesknya orang Cina di perantauan seperti Singapura atau Indonesia karena mereka mau dibayar murah. Bukan hanya itu, pekerja dari Cina juga terbilang kuat dan mau bekerja keras. Hasilnya, banyak perusahaan berani merekrut pekerja dari Cina dalam jumlah banyak.

"Mereka asal makan, ga terlalu mahal bisa kerja. Terus kalau tinggal di Kamar yang biasa dihuni dua orang kita, mereka mungkin bisa berenam atau lebih. Itu bedanya," ungkap Suryadi.

Terkait banyaknya warga asing yang datang secara ilegal, Suryadi menilai hal ini adalah kelalaian pemerintah yang tidak bisa melakukan pengawasan terhadap imigran gelap. Pemerintah kurang peka dengan banyaknya wisatawan asing yang akhirnya justru bekerja dan mencari nafkah di Indonesia.

"Kita jago bikin undang-undang, bikin peraturan, tapi implementasi dan pengawasaanny kurang bagus. Ini yang susah," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement