Selasa 01 Nov 2016 07:59 WIB

Krakatau Steel Catat Penurunan Kerugian

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Dua orang pekerja tengah memeriksa stock Cold Rolled Coil, di Area Cold Rolling Mill PT Krakatau Steel, Cilegon, Banten, Senin (1/11).  Foto: Yogi Ardhi/Republika
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Dua orang pekerja tengah memeriksa stock Cold Rolled Coil, di Area Cold Rolling Mill PT Krakatau Steel, Cilegon, Banten, Senin (1/11). Foto: Yogi Ardhi/Republika

EKBIS.CO, JAKARTA -- ‎ Krakatau Steel (Persero) Tbk mencatatkan kerugian yang turun sebesar 28,42 persen dari 160,24 juta dolar AS menjadi 114,7 juta dolar AS pada kuartal III 2016 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut karena ada penurunan beban pokok pendapatan.

Beban pokok pendapatan menurun dari sebelumnya pada September 2015 1,014 miliar dolar AS menjadi  844,3 juta dolar AS yang dikarenakan  harga bahan baku turun. "General semua harga turun, kenapa KS (Krakatau Steel) bisa dapat perbaikan performance karena harga cost of revenues (beban pokok pendapatan) turun, cost bahan baku turun," ujar Dirut Krakatau Steel, Sukandar melalui siaran pers, Senin (31/10).

Sukandar menjelaskan,‎ harga produk baja saat ini mengalami penurunan, harga jual HRC turun sebesar 14,3 persen dari sebelumnya pada September 2015 sebesar 511 dolar AS per ton menjadi 437 dolar AS per ton pada kuartal III 2016. Harga jual CRC juga turun 12,37 persen dari 622 dolar AS per ton menjadi 545 dolar AS per ton. WR juga turun 18,67 persen dari sebelumnya harga jual 489 dolar AS per ton menjadi 398 dolar AS per ton, serta produk lainnya.

Menurut Sukandar, KS sedang mengupayakan penurunan biaya produksi sehingga beban produksi berkurang. Salah satu upayanya ialah berharap pemerintah menurunkan harga gas untuk industri, dan membangun pabrik blast furnace dengan menggunakan batu bara sebagai energi bukan gas untuk menghemat energi, yang targetnya selesai akhir 2016. "Kalau harga gas masih bertahap, blast furnace kami masih bertahap," ujar Sukandar.

Direktur Keuangan KS Tambok Setyawati mengatakan beban pokok penjualan menurun16,76 persen (yoy) di September 2016 ini. Ke depan, dengan rencana penurunan gas oleh pemerintah dan proyek blast furnace serta pembangunan pembangkit listrik yang lebih efisien, penurunan biaya produksi akan mendongkrak pertumbuhan laba kami.

Tambok menjelaskan, penurunan kerugian juga terjadi dalam bagian rugi dari entitas asosiasi dari September 2015 sebesar 87,17 juta dolar AS menjadi 36,07 juta dolar AS pada September 2016. Serta penurunan kerugian secara kurs dari September 2015 sebesar 82,98 juta dolar AS menjadi 44,5 juta dolar AS. Hal itu karena perusahaan memiliki utang dalam bentuk rupiah dan dolar AS sehingga jika ada perubahan maka akan berubah kursnya.

Menurut Tambok, ada faktor rugi kurs sekitar 44 juta dolar AS dan kerugian di perusahaan asosiasi sekitar 36 juta dolar AS. Sementara itu, perseroan berhasil memperbesar pangsa pasarnya di sembilan bulan pertama 2016 seiring dengan peningkatan permintaaan konsumsi baja domestik. Perseroan mencatatkan volume penjualan pada September 2016 naik 22,25 persen (yoy) menjadi 1,68 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,37 juta ton.

Walaupun harga jual produk baja sedang turun, tetapi terjadi kenaikan permintaan produk baja. Kenaikan produk baja KS tersebut antara lain HRC tumbuh 40,76 persen menjadi 891 ribu ton, CRC tumbuh 6,49 persen menjadi 409 ribu ton dan produk pipa baja tumbuh 61,38 persen menjadi 60,3 ribu ton.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement