EKBIS.CO, Kementerian Badan Usaha Milik Negara terus berupaya memperkuat BUMN. Salah satu jalan yang ditempuh adalah pembentukan holding bagi perusahaan pelat merah yang memiliki core business identik.
Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan, BUMN yang berjumlah 118 perusahaan memiliki peran dan potensi ekonomi yang signifikan bagi perekonomian. BUMN, lanjut dia, memberikan sumbangsih bagi penerimaan negara dalam bentuk pembayaran pajak dan dividen.
Total pajak yang dibayarkan BUMN, kata Rini, pada 2010, sebesar Rp 114 triliun. Kemudian pada 2015 jumlahnya meningkat menjadi Rp 183 triliun. Total dividen pun melonjak dari Rp 30 triliun pada 2010 menjadi Rp 37 triliun per tahun lalu.
"BUMN yang untung dan sehat memberikan pemasukan bagi negara. Untuk memperkuat pencapaian upaya ini, holding BUMN akan dilaksanakan," kata Rini dalam Forum BUMN 2016 di Jakarta, Kamis (3/11). Ia melanjutkan, Kementerian BUMN akan fokus pada 13 sektor usaha.
Nominal belanja modal pada 2016 mencapai Rp 410 triliun akan ditingkatkan menjadi Rp 555 triliun pada 2017. Hal ini demi mewujudkan semua target pembangunan infrastruktur.
Pemerintah mencanangkan pembangunan 52 proyek jalan tol, 17 proyek bandara, 13 proyek pelabuhan, dan 19 proyek jalur kereta api. Pemerintah juga, kata Rini, menargetkan pembangunan sejumlah waduk, dam, dan bendungan guna mendorong produksi pangan serta menjaga ketahanan pangan.
Salah satu holding akan menyasar core business pertambangan. Direktur Utama PT Inalum Winardi Sunoto membenarkan jika diantara semua sektor holding BUMN, sektor pertambangan yang paling siap untuk bekerja sama.
Bahkan BUMN-BUMN tersebut sudah membahas rencana kerja 10 tahun mendatang. Ditemui di Forum BUMN, Winardi menjelaskan tak ada perbedaan pandangan secara signifikan antara keempat BUMN yang tergabung dalam holding tambang.
"Kita memang sudah siap, kita juga sudah lakukan sosialiasi sampai ke tingkat grass root. Tanggapan mereka juga positif," ujar dia. Winardi mengatakan untuk kordinasi antara PT Inalum, PT Antam, PT Bukit Asam, dan PT Timah sudah berjalan efektif sejak akhir Lebaran kemarin.
Keempatnya bahkan sedang membahas terkait rencana strategis selama sepuluh tahun kedepan beserta proyek-proyek apa saja yang bisa dijalankan bersama dengan operator anak perusahaan dari masing masing BUMN tersebut. "Soal konsep ke depan, mau apa saja yang dikerjakan dan nilai masing masing perusahaan sudah selesai kita diskusikan. Kita tinggal buat roadmap-nya secara jelas, lalu kita tinggal jalan. Ya overall tinggal jalan saja," ujar Winardi.
Kepala Gugus Tugas Holding Migas Wianda Pusponegoro mengatakan dari enam sektor yang ada, memang ada tiga sektor yang sudah siap dalam segi konsolidasi internalnya. Keenam sektor holding ini tinggal menunggu keluarnya PP Holding BUMN diketok palu oleh Presiden Joko Widodo.
Wianda menjelaskan, dari enam sektor holding yang rencananya dibentuk oleh pemerintah, sektor tambang yang paling siap dan kompak dalam segi konsolidasi internal. Wianda mengatakan bahkan dalam segi hilirisasi empat tambang yang disinergikan sudah melakukan tahap sosialisasi hingga grass root.