EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia dan Uni Eropa tengah berunding untuk menjalin kerja sama perdagangan bebas dengan Uni Eropa (UE). Kerja sama hubungan dagang ini dijalin melalui hubungan perdagangan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Komisaris Uni Eropa untuk Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Phil Hogan mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang bisa menjadi mitra kunci Uni Eropa dalam menumbuhkan perekonomian kedua belah pihak. Melalui CEPA, maka bisa membuka pintu pasar gabungan lebih dari 750 juta orang.
Phil menjelaskan, sebelum ada kerja sama dalam bentuk CEPA, perdagangan sektor pertanian antara negara yang tergabung dalam Uni Eropa dan Indonesia menjadi potensi yang sangat besar. Antara 2011 hingga 2015, pasar agrikultur produk Eropa di Indonesia meningkat 57 persen.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh tumbuhnya masyarakat Indonesia yang mulai mengerti produk makanan berkualitas sekitar 45 juta orang. "Jumlah ini diprediksi terus naik hingga 135 juta pada 2030," kata Phil dalam acara EU-Indonesia Bussines Dialog, Selasa (8/11).
Peningakatan populasi penduduk ini memang menjadi peluas besar bagi bisnsi agri-makanan Eropa di Indonesia. Namun, pertumbuhan pendudukan bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di Eropa. Dengan kerja sama yang dijalin, maka produsen Indonesia memiliki akses lebih luas ke pasar Eropa.
Sebab pasar Eropa merupakan pangsa pasar terkemuka dalam produk makanan dan minuman. Terlebih banyak produk makanan dari Indonesia yang sangat khas dana banyak disukai oleh masyarakat Eropa. "Perdagangan dalam produk makanan penting, ada potensi besar untuk industri Indonesia melakukan banyak cara dan mengakses pasar kita," papar Phil.
Menurut Phil beberapa produk pertanian dari Indonesia yang sangat diminati oleh masyarakat Eropa seperti Kopi, lada, dan pala akan menjadi produk yang sangat sempurna dan berharga ketika dijual di pasar Eropa. Produk ini hanya sebagian contoh dari banyaknya produk pertanian Indonesia yang diperkirakan bakan banyak diserap oleh masyarakat Eropa ketika produk tersebut ada di pasaran.
Di sisi lain, dalam mendukung pertumbuhan sektor ini Pemerintah Indonesia harus memperbaiki struktur binsis dan kepastian hukum. Perbaikan hal ini akan menjadi magnet yang kuat untuk menarik investor Uni Eropa dalam bisnis pertanian dan pangan, serta sektor lainnya.
Uni Eropa saat ini memiliki 38 perwakilan yang berkecimpung dalam usaha pertanian pangan dan aktif di sektor yang memiliki potensi besar seperti Indonesia. Beberapa investor merupakan perusahaan besar dan sebagian perusahaan kecil.
"Banyak dari mereka yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Tapi mereka semua masih berharap agar ada peningkatan iklim usaha," paparnya.