EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berhasil meraih pendapatan sebesar Rp 7,4 triliun hingga Kuartal III 2016. Angka ini tumbuh 10 persen dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy).
Presiden Direktur LPKR Ketut Budi Wijaya dalam siaran persnya mengatakan laba kotor perusahaan sebesar Rp 3,3 triliun atau naik dua persen (yoy). Seiring kenaikan tersebut, laba bersih perseroan meningkat menjadi Rp 665 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 66 miliar, dimana tahun lalu perseroan membukukan rugi selisih kurs.
Sebelumnya, Ketut mengatakan, model bisnis yang seimbang telah terbukti efektif dalam mendukung total pendapatan perseroan pada saat sektor properti melemah. “Secara keseluruhan pendapatan perusahaan masih memberikan tingkat pertumbuhan double digit. Kami akan tetap fokus dan konsisten menerapkan strategi recycling capital untuk mengembangkan bisnis kami,” kata dia, Senin (21/11)
Ketut menambahkan, perseroan akan senantiasa meningkatkan efisiensi biaya serta memperluas recurring business untuk dapat bertahan dalam siklus pasar properti. Pihaknya percaya pasar properti di Indonesia akan mulai pulih pada pertengahan 2017.
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berhasil masuk dalam 50 besar penerima penghargaan Good Corporate Governance (GCG) Award 2016 yang diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD).
Penerimaan penghargaan tersebut merupakan wujud nyata dari LPKR dalam melaksanakan parameter-parameter yang mencerminkan Good Corporate Governance yang berkualitas, yang antara lain mencakup Equitable Treatment of Shareholders, Role of Stakeholders, Disclosure & Transparency, Reponsibilities of the Board, dan Rights of Shareholders.
Good Corporate Governance Award 2016 melibatkan 100 emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar terbesar per 30 April 2016. Saat ini, seluruh emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 537 emiten.
"Kami sangat tertantang untuk mengimplementasikan parameter pelaksanaan Good Corporate Governance ke level yang lebih tinggi, dan dengan sendirinya akan meningkatkan kualitas model bisnis kami yang seimbang dan berkelanjutan, juga akan memberikan dampak positif terhadap para investor,” ungkap dia.
LPKR adalah perusahaan properti terbesar yang tercatat di bursa Indonesia berdasarkan jumlah aset dan pendapatan, didukung oleh landbank yang luas dan basis pendapatan recurring yang kuat. Bisnis LPKR terdiri dari Residential/Townships, Mal Retail, Hospitals, Hotels dan Manajemen Aset. LPKR tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 21 triliun atau 1,6 miliar dolar AS per 31 Oktober 2016.