EKBIS.CO, Ekonom kreatif merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu terus bertumbuh memberi kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional di era digital sekarang ini. Para pelaku ekonomi kreatif dituntut mampu untuk terus menggulirkan ide-ide dan inovasi yang disruptif, membangun produktivitas skalabiltas usahanya, dan senantiasa siap berkolaborasi dalam persaingan global yang kian kompetitif.
Melihat peluang dan tantangan ke depan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia dengan dukungan penuh Dicoding Indonesia menggelar Bekrat Developer Conference (BDC) 27 sampai 28 November 2016 di Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh 180 developer bangsa untuk merumuskan langkah-langkah yang tepat dalam membangun bagi developer (pengembang perangkat lunak) sehingga bisa berkembang pesat dalam memanfaatkan potensi ekonomi kreatif di daerah masing-masing di seluruh Indonesia.
Dari hasil BDC tersebut muncul lima bidang permasalahan pasar, yaitu market, talenta, regulasi, infrastruktur, dan permodalan. Dari situ telah ditetapkan 10 prioritas tantangan dan solusi untuk bangkitkan potensi developer lokal.
1. Promosi Digital (Market)
Pemerintah melakukan kampanye nasional untuk mengedukasi pentingnya menghargai dan memakai karya (aplikasi dan games) lokal. Membuat etalase bersama (marketplace) aplikasi atau games yang bisa dipromosikan oleh pemerintah. Memberikan edukasi kepada developer mengenai cara promosi digital yang efektif.
2. Investor (Permodalan)
Memberikan edukasi kepada developer mengenai bagaimana cara investasi bekerja, cara melakukan pitching yang efektif, negosiasi terhadap investor, dan how to build your own business. Memberikan edukasi untuk investor, khususnya investor lokal, agar lebih melek terhadap investasi di produk kreatif (digital dalam negeri. Membuat roadshow (pameran) karya aplikasi dan games untuk publisher`lokal dan global.
3. Market Research (Infrastruktur)
Pemerintah membeli market research global untuk didistribusikan ke developer lokal. Pemerintah atau industri secara berkala merilis laporan tentang kementerian atau sektor industri yang sedang mengalami masalah atau membutuhkan solusi teknologi. Mendistribusikan market research yang memetakan potensi dari setiap daerah di Indonesia.
4. Dukungan Industri Teknologi (Talenta)
Mendorong pemain industri global untuk membuka divisi R&D di Indonesia dengan syarat menggunakan tenaga lokal, melibatkan dalam pengembangan R&D, dan ada transfer of knowledge. Mendorong kolaborasi dari pihak industri untuk membuka kelas khusus dalam rangka memberikan insight atau perkembangan teknologi terbaru. Mendorong sebuah model sertifikasi dari industri (misalnya menggunakan model code review) yang dapat memberikan validasi atas kemampuan riil setiap talenta.
5. Meningkatkan Pangsa Pasar Lokal
Mewajibkan semua smartphone yang masuk Indonesia untuk dilengkapi dengan etalase bersama (marketplace) aplikasi games lokal. Membuat sebuah gerakan yang dapat memacu developer untuk meningkatkan kualitas produknya sehingga mampu bersaing dengan standar global. Memberikan edukasi mengenai 'local wisdom" (perilaku pasar dan hal-hal yang unik tentang market lokal kepada developer di Indonesia.
6. Inkubator (Infrastruktur)
Menfasilitasi mentoring session developer dengan para expert agar bisa mendapatkan umpan balik terhadap produk atau arah gerak usahanya. Menggandeng komunitas-komunitas di daerah yang sudah cukup aktif sebagai penggerak incubator. Inkubator perlu memberikan pelatihan terkait manajemen, kewirausahaan dan pemasaran produk.
7. Perizinan dan Legal (Regulasi)
Perlu ada asosiasi sehingga daya tawar developer kepada pemerintah terhadap kebijakan regulasi yang mendukung developer lebih kuat. Asosiasi atau pemerintah bisa memberikan shared consultation access dalam edukasi terkait perizinan, legal atau pajak. Bila perizinan untuk developer bisa dilakukan dalam satu platform online Bila perizinan untuk developer bisa dilakukan dalam akan sangat membantu.
8. Ruang untuk Inovasi (Talenta)
Perlu ada atau sebuah direktori industri atau studio game lokal mana saja yang membuka lowongan magang. Durasi magang yang resmi menjadi satu tahun (misalnya) agar dapat menghasilkan talent lebih praktis dan siap kerja. Mengirimkan perwakilan developer lokal untuk menghadiri event bertaraf internasional untuk membuka pola pikir developer agar lebih paham dengan perkembangan persaingan ditingkat global, paham standard kualitasnya, dan menjadi lebih berani untuk melangkah ke pasar global. Mengundang beberapa talenta 'superstar" internasional untuk memberikan insights atau workshop seputar industri digital dari sisi teknis maupun non-teknis.
9. Institusi Pendidikan (Talenta)
Menghasilkan talenta untuk ketersediaan SDM harus menjadi semua stakeholder (pemerintah dan industri), sehingga restrukturisasi kurikulum pendidikan menjadi penting. Perlu adanya komunikasi antara akademisi dengan industry dan praktisi agar kurikulum yang dibangun sesuai dengan kebutuhan. Membuat kelas alternatif yang memberikan kesempatan kepada praktisi untuk mengajar dan memberikan ulasan (review).
10. Preload (Regulasi)
Perlu ada tempat khusus etalase bersama (marketplace) untuk preload di dalam perangkat yang akan beredar di Indonesia. Memberikan kesempatan bagi aplikasi yang baru dan berkualitas untuk di-preload. Mempermudah syarat preloadagar semua developer memiliki kesempatan mendapatkan exposure yang sama.