EKBIS.CO, JAKARTA -- Senior Executive Vice President Finance and Strategy Bank Syariah Mandiri (BSM) Ade Cahyo Nugroho mengatakan, ke depan BSM akan menyasar segmen ritel melalui produk-produk konsumer antara lain griya, produk ritel mikro dan pensiunan. Selain itu, BSM juga ingin menonjolkan ciri khas sebagai islamic sector solution terutama di sektor pendidikan dan kesehatan.
"Sekarang banyak universitas, sekolah, serta rumah sakit islam yang mulai besar, ada potensi bisnis disitu dan ini contoh segmen yang ingin kita masukin," ujar Cahyo, Jumat (2/12).
Selain itu, ke depan BSM juga masih akan menumbuhkan produk gadai dan cicil emas karena porsi pertumbuhannya masih menjadi yang terbesar. Menurut Cahyo antusias masyarakat untuk produk gadai dan cicil emas sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa minat investas masyarakat sudah mulai tinggi.
Sementara untuk griya tumbuh moderat yakni antara 10-12 persen. Secara keseluruhan target pembiayaan retail BSM sampai akhir 2016 tidak sampai 10 persen, namun ke depan Cahyo optimistis pembiayaan retail bisa tumbuh antara 13-14 persen pada 2017 mendatang.
"Kita optimistis karena tahun depan kondisinya bisa lebih baik lagi," kata Cahyo.
Per September 2016, BSM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 53,2 triliun atau tumbuh 5,2 persen dari periode yang sama tahun lalu dengan total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 66,0 triliun. Jumlah ini meningkat 10 persen dari September 2015. Sedangkan, laba bersih per September 2016 Rp 246 miliar atau naik 65,5 persen.
Sebelumnya, BSM telah mendapatkan suntikan modal sebesar Rp 500 miliar dari Bank Mandiri sebagai induk Penambahan modal tersebut menjadikan rasio kecukupan modal BSM berada pada kisaran 14,5 persen. Diharapkan dengan tambahan modal ini BSM bisa membukukan pertumbuhan pembiayaan sebesar 9-10 persen sampai 2017.
Selain itu, BSM juga akan menerbitkan sukuk mudharabah sebesar Rp 1 triliun pada pekan ketiga Desember 2016. Saat ini BSM masih menunggu proses persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).