EKBIS.CO, BALI -- Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pendapatan per kapita Indonesia pada 2016 sebesar 3.400 dolar AS dan berada di level middle income trap. Maka supaya bisa keluar dari level middle income lalu naik ke level high income, Indonesia harus mendapatkan angka pertumbuhan ekonomi minimal tujuh sampai 10 persen.
Kepala Departemen Kebijakan Fiskal dan Moneter BI Juda Agung menyatakan, pertumbuhan ekonomi lima persen tidak cukup untuk keluar dari middle income trap. "Kalau kita tumbuh hanya sampai lima persen di tahun 2030, maka cuma dapat sekitar 7.200 dolar AS. Itu masih di middle income," ujarnya, dalam acara gathering wartawan, di Bali, Sabtu (3/12).
Menurutnya, Indonesia harus ambisius agar dapat mencapai pertumbuhan ekonomi tujuh hingga 10 persen. Dari pertumbuhan itu pun, Juda menyatakan, baru menyamai pendapatan per kapita Malaysia saat ini yaitu sebesar 10 ribu dolar AS rata-rata per tahunnya.
"Dalam 14 tahun ke depan, pertumbuhan ekonomi harus tinggi. Masa iya 14 tahun lagi kita masih di bawah pendapatan per kapita Malaysia yang sekarang," tutur Juda.
Baginya, salah satu cara menaikkan pertumbuhan ekonomi yakni Indonesia harus mendorong ekspor di sektor manufaktur. Ia menambahkan, negara ini sudah tidak bisa hanya mengandalkan komoditas.
"Kita tidak bisa mengandalkan comodity base yang sangat tergantung pada harga. Maka, ada tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam jangka menengah, yaitu produktivitas, capital, serta human resources. Itu efeknya pada industri manufaktur," jelas Juda.