EKBIS.CO, JAKARTA -- Meski sektor perbankan sudah banyak beralih ke digital, namun faktor sentuhan manusia masih tetap dibutuhkan nasabah. Bank Central Asia (BCA) pun masih akan tetap mempertahankan sentuhan manusia tersebut.
Wakil Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Armand Hartono mengungkapkan, BCA selama 10 tahun terakhir telah memfokuskan layanan ke mesin atau otomisasi, sehingga SDM yang ada harus dialihkan tugasnya."SDM yang ada kita retrain, dan dialihkan ke pekerjaan-pekerjaan yang terkait interaksi dengan nasabah. Masih banyak nasabah yang mau bertatap muka," ujar Armand di Jakarta, Kamis (8/12).
Adanya otomisasi itu mengakibatkan jumlah kantor cabang tumbuh konservatif selama 10 tahun terakhir ini. Menurut Armand, pada tahun 1998 jumlah karyawan sebanyak 23 ribu, dan hingga 2016 hanya tumbuh menjadi 24 ribu.
Dari sisi transaksi, pada tahun 2004 ada sebanyak 1 juta transaksi per hari, sedangkan saat ini transaksi sudah mencapai 17 juta per hari. "Transaksi naik siginifikan tapi jumlah orang tidak bertambah," ujar Armand.
Kendati begitu, ia menilai teknologi tidak akan menggantikan semua karena hubungan manusia akan tetap ada. Menurutnya masih banyak pekerjaan yang nasabah ingin bertatap muka dengan pihak bank.
Untuk itu, perseroan telah membangun learning centre seluas 5 hektar di Sentul. Learning Centre ini dibangun guna menyiapkan karyawan perseroan agar memiliki nilai tambah meski fungsinya tergeser karena digitalisasi.
Sementara tiap tahunnya, perseroan menyiapkan sebesar 5 persen investasi SDM yang dikhususkan untuk memberikan training kembali kepada para karyawan yang akan dialihkan tugasnya. "Tiap tahun ratusan miliar, tapi belum bisa kita sebut angkanya," katanya.