Kamis 15 Dec 2016 12:15 WIB

Suku Bunga Fed Membuat Tren Penguatan Rupiah Terhenti Sementara

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
 Karyawati menghitung mata uang rupiah di salah satu tempat penukaran valuta asing. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati menghitung mata uang rupiah di salah satu tempat penukaran valuta asing. ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah tipis 0,36 persen di Rp 13.343 per dolar AS pada perdagangan Kamis (15/12). Rupiah terus melemah hingga di kisaran Rp 13.350 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rentang gerak rupiah hari ini berada di kisaran Rp 13.325-13.405 per dolar AS. Sementara pada penutupan perdagangan kemarin rupiah berada di kisaran Rp 13.294 per dolar AS.

Analis Riset Samuel Sekuritas, Rangga Cipta mengatakan, pelemahan rupiah ini dikarenakan kenaikan tajam dollar index merespon keputusan The Fed semalam.

"Sesuai ekspektasi, the Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin tetapi melihat ada kenaikan tiga kali di 2017, lebih tinggi dari perkiraan awal. Dollar index merespon dengan kenaikan tajam sementara imbal hasil surat berharga AS 10 tahun naik lebih dari 10 basis poin ketika S&P 500 anjlok semalam," tutur Rangga, Kamis (15/12).

Setelah ECB dan the Fed mensinyalkan kebijakan moneter bias ketat di 2017 saat ini fokus langsung beralih ke pertemuan BoE malam nanti dan BoJ pada 20 Des16 mendatang. "Dolar AS diperkirakan menguat tajam di pasar Asia hari ini," katanya.

Sementara itu, tren penguatan rupiah beberapa hari terakhir berpeluang terhenti sementara hari ini melihat penguatan tajam dollar index. Pelemahan juga diperkirakan terjadi di berbagai kelas aset berdenominasi rupiah.

"Depresiasi rupiah berpeluang bertahan beberapa saat sebelum akhirnya normalisasi,"kata Rangga.

Menurut Rangga, pembentuk tren utama rupiah terkait dengan neraca perdagangan, yang diumumkan siang nanti, yang saat ini membesar surplusnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement