Ahad 18 Dec 2016 09:13 WIB

Candi Borobudur Harus Jadi Daya Dorong Ekonomi

Red: Indira Rezkisari
Wisatawan memotret matahari terbit dari Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tenngah.
Foto: Antara
Wisatawan memotret matahari terbit dari Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tenngah.

EKBIS.CO, MAGELANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, Candi Borobudur menjadi indikator peradaban pada zaman berdirinya. Selain itu juga menjadi daya dorong pertumbuhan ekonomi zaman sekarang, khususnya bagi masyarakat sekitar candi.

"Candi Buddha ini juga banyak memberikan edukasi bagi masyarakat dalam cara berkomunikasi, bernegosiasi, dan berintegrasi dengan alam lingkungannya," kata Ganjar dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng, Prambudi pada Borobudur Cultural Feast 2016di Magelang, Sabtu (17/12).

Oleh karena itu, katanya, dibutuhkan terobosan dan inovasi untuk lebih menggairahkan arus kunjungan wisata dan mendongkrak ekonomi warga. Pembuatan replika alat musik seperti gitar adalah salah satu bentuk konkret dalam merealisasikan relief Borobudur dalam alat petik mirip gitar.

Menurut dia, kegiatan semacam ini merupakan bagian dari upaya merawat tugas sejarah, panggilan kemanusiaan dan komersialisasi Borobudur. "'Event' ini saya minta di-viral-kan sehingga Indonesia tahu, dunia tahu di Jawa Tengah ada Candi Borobudur, candi besar dalam ingatan, tetapi jauh lebih besar bagi kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Ia mengatakan, Borobudur menjadi salah satu konsentrasi pengembangan wisata unggulan Pemprov Jateng dan pusat serta Pemkab Magelang akan terus bekerja sama membuat Borobudur sebagai ibu kandung semua pihak khususnya kaum muda untuk terus berinovasi sehingga membuat masyarakat berseri-seri. "Ke depan kami akan terus mendorong upaya-upaya pengembangan potensi wisata candi melalui pengembangan pariwisata sister temple antarnegara," katanya.

Menurut dia, merawat Borobudur sama halnya membangun jembatan akademik bagi masyarakat bahwa "yen ora obah ora mamah", sekaligus sebagai sumber belajar bagi siapa pun.

Deputi Menteri Sekretaris Negara, Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan, Dadang Wildan mengatakan, PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, Rau Boko memulai sebuah itikad baik bahwa Borobudur tidak hanya sebagai warisan peninggalan sejarah dunia yang telah diakui UNESCO, tetapi juga harus memberikan makna yang amat besar bagi pengembangan potensi ekonomi masyarakat sekitarnya.

"Kita tidak ingin pariwisata hanya untuk pariwisata, kita tidak ingin Borobudur hanya dinikmati, hanya dilihat oleh setiap orang, tetapi tidak berdampak besar pada lingkungan masyarakat sekitarnya," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement