EKBIS.CO, JAKARTA -- Pelaku usaha mulai merasakan dampak dari tingginya harga daging sapi di pasaran. Ketua Asosiasi Kafe dan Restoran Eddy Susanto mengatakan, pelaku usaha yang terpukul khususnya kafe dan restoran skala menengah ke bawah yang membeli daging dari pedagang pasar.
"Memang kasihan ini kafe dan restoran mereka. Dampaknya pasti besar. Untung yang didapat dari usaha pasti akan turun," ujar Eddy, di Jakarta, Kamis (29/12).
Eddy menjelaskan, pelemahan perekonomian domestik yang terjadi sejak 2015 sebenarnya telah banyak berdampak pada penghasilan kafe dan restoran. Banyak pelaku usaha yang berkecimpung di dunia ini harus gulung tikar karena minimnya daya beli masyarakat. Harga bahan pokok yang kemudian melambung seperti harga daging sapi turut memberikan andil pada menurunnya penghasilan bisnis ini.
Selama ini, Eddy mengatakan mulai banyak kafe dan restoran yang mulai mengalihkan menu mereka dari penggunaan sapi ke ayam. Harga ayam yang jauh lebih murah membuat pelaku usaha tidak terlalu pusing karena harga menu masih bisa dijangkau pembeli. Meskipun fluktuasi harga daging ayam kerap membuat kafe dan restoran tetap dipusingkan dalam mengatur operasional karena harga di menu tidak mungkin berubah-ubah dalam waktu singkat.
Eddy berharap keinginan pemerintah untuk swasembada daging sapi dengan memperbanyak peternak lokal dengan sapi yang dihasilkan bisa segera terwujud. Sebab swasembada ini dipastikan bisa menekan harga daging sapi di tingkat pedagang. Sehingga, ke depan pelaku bisnis kafe dan restoran bisa kembali menyajikan menu berbahan dasar sapi dengan harga yang terjangkau. "Kalau bisa sih ya harganya jauh turun lagi. Normalnya yah, jadi kita bisa jualan lagi," kata Eddy.