EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat sebesar 10 poin menjadi Rp 13.455, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.465 per dolar AS. "Nilai tukar rupiah bergerak cukup stabil dengan kecenderungan menguat di tengah fluktuasi mayoritas kurs di kawasan Asia yang terdepresiasi terhadap dolar AS," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.
Ia menambahkan ekspektasi laju inflasi Desember 2016 yang diperkirakan di kisaran 3,1-3,2 persen secara tahunan, jauh lebih rendah dari angka November 2016 menjaga fluktuasi mata uang domestik. "Di tengah tren kenaikan harga minyak global, inflasi domestik yang rendah akan memberikan daya tarik lebih terhadap aset berdenominasi rupiah," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, kekhawatiran fiskal juga mulai meredup melihat defisit APBN-P 2016 yang hanya dikisaran 2,64 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) hingga Desember 2016. Dia memperkirakan sentimen positif terhadap rupiah bertahan pada pekan pertama 2017 ini.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa inflasi tahun 2016 ini yang terjaga di level rendah direspon positif pelaku pasar uang di dalam negeri. "Kemungkinan penilaian stabilnya angka inflasi akan membuat tingkat suku bunga acuan akan dipertahankan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang akhirnya menjadi pendorong rupiah," katanya.