EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Bambang S. Ervan menyayangkan terjadinya penerobosan massa pemuda dayak bersenjata tajam masuk ke wilayah apron Bandara Susilo Sintang, Kamis (12/1). Ini terkait insiden penolakan kedatangan Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Tengku Zulkarnain di Bandara Susilo Sintang.
"Sangat disesalkan sampai mereka bisa masuk, jelas dengan adanya massa yang demikian apalagi bersenjata tajam seharusnya petugas bersama aparat bisa menghentikan mereka," kata dia kepada Republika.co.id, Kamis (12/1).
Ia menyadari kesulitan pengamanan di bandara, khususnya bandara-bandara kecil adalah kekurangan personel. Apalagi saat insiden berlangsung jumlah massa 30-an akan sulit di lapangan.
Pihaknya pun mengakui belum mendapatkan laporan terkait insiden tersebut dari pihak Bandara Susilo di Sintang. Laporan yang ia dapatkan baru dari media, di mana terjadi insiden massa yang masuk dengan bersenjata tajam.
"Sebenarnya aturan di Kemenhub sudah jelas, penjemput umum tidak boleh masuk karena itu wilayah vital," katanya. Walaupun ia mengakui bila menyambut tamu khusus seperti Gubernur boleh saja, tapi tidak boleh masuk menggunakan senjata tajam.
Aparat pun yang membawa senjata tajam atau senjata api harus dititipkan kepada petugas bandara. Ia mengatkan ini yang perlu ditanyakan ke pengelola Bandara Susilo di Sintang soal insiden Kamis pagi itu.