EKBIS.CO, SYDNEY -- Australia telah menyatakan Trans Pacific Partnership (TPP) tidak akan mati meski ada penentangan dari presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Sydney, Sabtu lalu.
"Bicara TPP yang mati prematur. Kita perlu memberikan Amerika waktu untuk bekerja dengan masalah ini," kaya Menteri Perdagangan Australia Steven Ciobo kepada ABC, Jumat (13/1).
TPP memiliki 12 negara anggota yang bertujun memangkas hambatan perdagangan di beberapa negara Asia. Pakta perdagangan ini merangkul negara Asia dengan pertumbuhan tercepat tapi tidak termasuk Cina. Namun TPP juga tidak bisa berlaku danpa AS.
Kesepakatan yang telah digodok selama lima tahun ini membutuhkan ratifikasi oleh setidaknya enam anggota negara yang mencapai 85 persen produk domestik bruto gabungan dari negara-negara anggora. Jepang menjadi satu-satunya penandatangan yang telah meratifikasi TPP.
Mengingat tipisnya ekonomi negara anggota tanpa Amerika, kesepakatan tersebut tidak bisa dilanjutkan tanpa partisipasi AS. Presiden AS Barack Obama telah mengatakan, TPP yang tidak bergerak maju akan melemahkan posisi AS di Asia-Pasifik.
Bahkan diakui Ciobo, Australia akan mencari pperjanjian perdagangan dengan negara-negara Asia secara individu. "Kami pasti akan terus mencari pluang perdagangan. Australia adalah negara perdagangan," ujar dia.