Senin 16 Jan 2017 10:36 WIB

Dikenai Pajak Tinggi, Meksiko Siap Balas Donald Trump

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Donald Trump
Foto: EPA/Justin Lane
Donald Trump

EKBIS.CO, JAKARTA -- Meksiko menunjukkan sikap keras atas niat presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menganai pajak perbatas tinggi. Pajak ini dikenakan bagi produk-produk industri yang diproduksi di Meksiko dan dikirim ke AS.

Ide Trump untuk menetapkan pajak tinggi sebetulnya agar industri besar membangun pabriknya di dalam negeri AS, bukan di Meksiko yang selama ini terjadi. Menteri Ekonomi Meksiko Ildefonso Guajardo bahkan menyatakan akan menerapkan strategi balasan bila AS benar-benar menetapkan pajak perbatas tinggi.

Guajardo menilai, pajak perbatasan sebesar 35 persen akan berimbas pada resesi global. Hal ini karena kebijakan Trump ini akan direspon juga oleh pasar global. "Jelas bahwa kami harus menyiapkan diri untuk menetralisir dampak dari tekanan (Trump)," ujar Guajardo seperti dikutip dari CNN, Ahad (15/1).

Guajardo menyatakan, resesi global yang ia maksud bakal terjadi lantaran perusahaan yang sudah membangun pabriknya di Meksiko adalah perusahaan-perusahaan global. "Ini akan jadi masalah dunia. Tarif Trump akan berujung pada resesi global," katanya lagi.

Dalam beberapa pekan terakhir, Trump mencetuskan kebijakan pajak tinggi bagi siapapun perusahaan yang membangun pabriknya di Meksiko, dan mengirim produknya ke AS. Ancaman pajak sebesar 35 persen ini merupakan ancaman agar pabrikan raksasa tadi mau membangun pabriknya di AS dan menyerap tenaga kerja lokal AS.

Dalam akun media sosialnya, Trump sempat meyinggung bahwa pabrikan otomotif seperti General Motors (GM) dan Toyota menjadi target potensialnya. Meski ia mengambil contoh dua pabrikan otomotif, namun dalam penjelasannya ia menegaskan bahwa tarif pajak perbatasan yang melangit berlaku untuk seluruh pabrikan industri.

Dalam konferensi pers perdananya pekan lalu, Trump juga mengatakan bahwa ancaman pajak ini akan berlaku lebih tinggi bagi pabrikan raksasa yang justru meninggalkan AS. Intinya, Trump ingin industri raksasa ramai-ramai membangun pabriknya di AS dan menyerap lapangan kerja.

Guajardo menyayangkan langkah Trump untuk mengancam pabrikan-pabrikan tersebut. Toyota misalnya, Guajardo memandang bahwa pabrikan asal Jepang tersebut telah berhasil menyerap tenaga kerja AS cukup banyak. "Kalau saya jadi Anda Tuan Trump, saya akan perlakukan mereka secara terhormat," katanya.

Penasihat ekonomi Trump sebelumnya menyebutkan bahwa kebijakan tarif tinggi ini bertujuan agar Meksiko mau membangun kerja sama perdagangan yang lebih menguntungkan. AS sendiri mengindikasikan akan merenegosiasi NAFTA, sebuah perjanjian perdagangan bebas antara AS, Kanada, dan Meksiko.

Sebetulnya, baik AS dan Meksiko sama-sama saling membutuhkan selama ini. Bagaimana tidak, Meksiko tentu bergantung pada kerja sama dengan AS untuk mendorong pertumbuhan ekonominya. Sementara di AS, menurut data Kamar Dagang AS, paling tidak 6 juta tenaga kerja terserap dari hasil kerja sama dagang dengan Meksiko. Banyak pengamat perdagangan mengingatkan bahwa penetapan tarif yang tinggi justru akan merugikan kedua belah pihak.

Sementara itu, Guajardo enggan menjelaskan lebih rinci balasan seperti apa yang akan ia lakukan menyusul kebijakan Trump ini. "Ada cara, jelas bagaimana, untuk mengambil kebijakan fiskal demi menanggulangi kebijakan Trump," kata Guajardo.

Ancaman Trump ini telah membebani ekonomi Meksiko saat ini. Nilai tukar peso jatuh setelah Pilpres AS dan terus melorot. Bank Sentral Meksiko bahkan menurunkan proyeksi ekonominya tahun ini menyusul hasil Pilpres AS yang dimenangkan Trump.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement