EKBIS.CO, WASHINGTON -- Utang nasional bruto pemerintah Amerika Serikat (AS) melampaui 34 triliun dolar AS atau sekitar Rp 528,3 ribu triliun. Dikutip dari AP News, Rabu (3/1/2024), angka tersebut menjadi rekor tertinggi yang menandakan tantangan politik dan ekonomi yang akan datang untuk memperbaiki neraca AS pada tahun mendatang.
Departemen Keuangan AS mengeluarkan laporan yang menjadi sumber ketegangan di Washington yang terpecah secara politik. Anggota parlemen dari Partai Republik dan Gedung Putih pada Juni 2023 juga sudah sepakat untuk menaikkan sementara batas utang negara untuk menghindari risiko gagal bayar dan perjanjiannya berlaku hingga Januari 2025.
Sementara itu, utang nasional AS melampaui 34 triliun dolar AS beberapa tahun lebih cepat dari proyeksi sebelum pandemi Covid-19. Proyeksi Kantor Anggaran Kongres pada Januari 2020 menunjukkan bahwa utang federal bruto melebihi 34 triliun dolar AS pada tahun fiskal 2029.
Hanya saja utang tersebut tumbuh lebih cepat dari perkiraan karena pandemi multi-tahun yang dimulai pada 2020 yang menutup sebagian besar perekonomian AS. Pemerintah meminjam banyak uang pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump dan Presiden saat ini Joe Biden untuk menstabilkan perekonomian dan mendukung pemulihan.
Selanjutnya, kenaikkan utang tersebut terjadi seiring dengan lonjakan inflasi yang mendorong kenaikan suku bunga. Lalu membuat pemerintah lebih mahal untuk melunasi utangnya.
“Sejauh ini, Washington telah mengeluarkan uang seolah-olah kita memiliki sumber daya yang tidak terbatas,” kata profesor ekonomi Universitas Loyola Marymount, Sung Won Sohn.
Utang kotor mencakup utang pemerintah sehingga sebagian besar pembuat kebijakan mengandalkan total utang masyarakat dalam menilai keuangan pemerintah. Angka yang lebih rendah sebesar 26,9 triliun dolar AS sama besarnya dengan produk domestik bruto AS.
Pada Juni 2023, Kantor Anggaran Kongres memperkirakan dalam proyeksi 30 tahunnya, utang publik akan setara dengan rekor 181 persen aktivitas ekonomi Amerika pada 2053. Meskipun begitu, utang nasional tampaknya tidak menjadi beban bagi perekonomian AS saat ini karena investor bersedia meminjamkan uang kepada pemerintah federal.